Friday, June 7, 2013

Morfologi



BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA AFIKS
BAHASA INDONESIA

1.      Prefiks
1.1              Prefiks atau awalan ber-
A.    Bentuk Prefiks ber-
Awalan ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, bel- (dan mer- yang sudah merupakan bentuk arkais), seperti:
1)      Ber- + suku awal mengandung –er- akan menjadi be-, seperti bekerja, beternak+ dasar yang berfonem awal /r/, seperti berumput dan beracun.
2)      Ber- + (ajar) akan menjadi belajar
3)      Ber- + akan menjadi ber, seperti berteman, berjanji.

B.     Fungsi Prefik ber-
Awalan ber- berfungsi sebagai :
-          Pembentuk kata kerja (prefiks verbal). Namun, kalimat yang predikatnya berupa kata kerja berawalan ber- tidak memiliki objek, tetapi dapat memiliki pelengkap atau keterangan.
Contoh :          a. Arif berdagang sepatu di toko.
                              b. Eka berlari mengelilingi lapangan bola
-     Pembentuk kata sifat, seperti : bergembira , bersedih
-     Pembentuk kata nominal (benda), seperti : bersepeda, bertopi.
-     Pembentuk kata bilangan, seperti : berdua, bertiga.

C.    Makna Prefiks ber-
1)      Memiliki atau mempunyai, seperti : beranak, bergambar, berdarah.
2)      Menyatakan atau mengakui, seperti : berkakak, beribu, bersaudara.
3)      Menghasilkan atau mengeluarkan, seperti : bertelur, berbunyi, berbuah.
4)      Biasa melakukan, bertindak sebagai, bekerja sebagai, seperti ; bertani, bertinju, bertukang.
5)      Melakukan pekerjaan mengenai diri sendiri (resiprokal), seperti : berjemur, bercukur, berhias.
6)      Mendapat, dapat di- …. atau dikenai, seperti : bersambut (mendapat sambutan), berjawab, berterima (dapat diterima).
7)      Memakai atau mengenakan, menggunakan, mengendarai atau naik, seperti : bersepeda, berbaju, berpayung.
8)      Menjadi kelompok, seperti : bersatu, berdua, bertiga.

1.2              Prefiks atau awalan meng-/meN-
A.    Bentuk prefiks meng-/meN-
1)      Varian meng- muncul pada sepuluh tempat dimuka bentuk dasar yang dimulai dengan huruf vocal dan dimuka bentuk dasar yang berawal dengan huruf konsonan /g,k,kh,x,h/, contohnya : mengambil, mengekor, mengolah, mengukur, mengendap, menggaji, mengumpulkan, mengkhawatirkan, mengharapkan.
2)      Varian me- muncul pada delapan tempat, yaitu dimuka bentuk dasar yang dimulai oleh fonem awal /l,r,w,y,m,n,ng,ny/, contohnya; melamar, merawat, mewarnai, meyakinkan, memasak, meninabobokan, menganga, menyanyi.
3)      Varian men- muncul pada empat tempat yaitu didepan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /d,t,sy,z/, contohnya : mendapat, menulis, menzakatkan, mensyukuri.
4)      Varian mem- muncul pada empat tempat, yaitu didepan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /b,f,p,v/, contohya ; membantu, memfitnah, memikul, memvariasi.
5)      Varian meny- muncul didepan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /s,c,j/, contohnya : menyapu, menyuci, menyjangkau.
6)      Varian menge- muncul didepan bentuk bersuku satu, contohnya: mengebom,  mengecat, mengelas, mengerem.

B.     Fungsi prefiks meng-/meN-
Awalan meng- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif ( prefiks verbal aktif), baik transitif maupun intransitif. Kata tangis dan menangis berbeda akibat hadirnya awalan meng-.  Kata menangis adalah kata kerja aktif, tetapi tidak dapat menghadirkan objek.

C.    Makna Prefiks meng-
1)      Melakukan, mengerjakan, seperti : membaca, menjual.
2)      Menjadi, seperti : menyatu, mendua, menguning.
3)      Melakukan peringatan, seperti : meniga, menujuh, menyeratus.
4)      Menggunakan atau memakai, seperti ; menggunting, menyabut, menggergaji.
5)      Membuat atau menghasilkan, seperti ; menyayur, menggambar, menyulam.
6)      Mengeluarkan (suara), seperti : mengeong, mengaduh, mengerang.
7)      Memberi atau melengkapi dengan, seperti ; menyecap, menyampul, memagari.
8)      Menuju, seperti : menepi, menyebrang, mendarat.
9)      Mencari, seperti : merotan, mendamar, memulung.

1.3              Prefiks atau awalan di-
A.    Bentuk prefiks di-
Ketika dilekatkan pada kata dasar, awalan di- ternyata tidak mengawali persoalan morfologis, ,karena awalan itu tidak mengalami perubahan bentuk. Contoh : dijual, dipajang, dipinjam.


B.     Fungsi prefiks di-
Awalan di- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif (prefiks verbal pasif yang berkaitan dengan prefiks verbal aktif meng-), seperti diambil >< mengambil, ditiru >< meniru.

C.    Makna prefiks di-
1)      Dikenai laku atau dikenai tindakan, seperti : didenda, dihukum.
2)      Dikenai dengan, seperti : diparang, digunting.
3)      Dibuat atau dijadikan, seperti : digulai, dipepes, digoreng.
4)      Diberi atau dilengkapi , seperti : dicat, ditugasi, dipagari.

1.4              Prefiks atau awalan ke-
A.    Bentuk prefiks ke-
Awalan ke- tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar, seperti kepada dan ketua.

B.     Fungsi prefiks ke-
Bahasa Indonesia memiliki dua buah awalan ke- , yaitu awalan ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja(prefiks verbal dan bertalian dengan awalan ter-, seperti ketawa yang digunakan dalam ragam lisan tidak resmi dan tertawa) dan awalan ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal).

C.    Makna Prefiks ke-
-          Awalan ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna :
1)      (dalam ragam cakapan) awalan ke- semakna dengan awalan ter-yang berarti telah mengalami, menderita keadaan, atau menderita kejadian, seperti :ketemu, ketawa, ketabrak, kebawa.
2)      Diurutan atau pada urutan, seperti : kedua, ketiga.

-          Awalan ke- berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal)
1)      Yang mempunyai sifat atau cirri, seperti : ketua, kehendak, ketahu.
2)      Kelompok satuan atau kelompok bilangan yang dianggap satu atau kumpulan, seperti : ketiga, keduanya.

1.5              Prefiks atau awalan per-
A.    Bentuk prefiks per-
Awalan per- mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada kata dasar. Karena bentuk dan makna awalan ber-, perubahan bentuk awalan per- itupun seperti yang terjadi pada awalan ber-.
a)      Per- menjadi pe- jika berarti yang ber-…, seperti :pedagang, perenang, peserta
b)      Per-+ ajar menjadi pelajar
c)      Per-+  menjadi per-, seperti perpanjang, personal.

B.     Fungsi Prefiks per-
Bahasa Indonesia memiliki dua buah awalan –per-, yaitu awalan per- pembentuk kata kerja (prefiks verbal) dan per- (pe-, pel-) sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal)

C.    Makna Prefiks Per-
-          Sebagai pembentuk kata kerja, awalan per- memiliki makna seperti berikut:
1)      (men)jadikan lebih (biasanya awalan per- dilekatkan pada dasar berupa kata sifat), seperti : perindah, perjelas, pertinggi, percantik, perbagus.
2)      Membagi jadi, seperti : perdua (seperdua, seperempat)


-          Awalan per- (pe-, pel-) memiliki makna sebagai berikut :
1)      Yang memiliki atau yang ber…, seperti : persegi, pejabat, pertanda, pemalu.
2)      Yang menghasilkan atau yang mengeluarkan, seperti : peternak, pedaging.
3)      Yang biasa melakukan (sebagai profesi, kebiasaan, kegemaran) atau yang ber-…, seperti : pertapa, petani, pemabuk.
4)      Yang melakukan pekerjaan mengenai diri sendiri, seperti : peubah, peuji, pehias, pedandan.
5)      Yang dikenai laku atau yang ber- … , seperti : pesuruh.


1.6              Prefiks atau awalan peng-
A.    Bentuk prefiks peng-
Awalan peng- mengalami perubahan bentuk dan makna awalan. Karena bentuk dan maknanya berkaitan dengan bentuk dan makna awalan meng-, perubahan bentuk awalan peng- pun sejalan dengan perubahan awalan meng-.
Peng-         +          (vocal, g, k, h, kh, x)
Pem-          +          (b, f, p, v )
Peng-                     Pen-           +          (t, d, sy, z)
      Peny-         +          (s, c, j)
Pe              +          (l, r, w, y, nasal)
Penge-       +          (kata ekasuku)



B.     Fungsi Prefiks peng-
Awalan peng- berfungsi sebagai pembentuk kata  benda (prefiks nominal) yang bertalian bentuk dan maknanya dengan aealan meng-. Artinya kata benda berawalan peng- bertalian bentuk dan maknanya dengan kata kerja berawalan meng- . Perhatikan bahwa orang yang mengarang disebut pengarang, orang yang menulis disebut penulis.

C.    Makna Prefiks peng-
1)      Yang melakukan, seperti : pembaca, penari, peninju, penyanyi.
2)      Yang menjadi atau yang menjadikan, seperti : pemerah, peragu, penenang.
3)      Yang menghasilkan atau yang membuat, seperti : penenun, perajin, penganyam.
4)      Yang menggunakan atau yang memakai, seperti : penggunting, pembajak.
5)      Yang mengeluarkan (suara), seperti : pengembik, pengerang, perintih.
6)      Yang memberi atau yang melengkapi dengan, seperti : pengecat, penyampul, pemagar.
7)      Yang menuju, seperti : penyeberang, pendarat, penepi.
8)      Yang mencari atau yang mengumpulkan, seperti : pemulung, pedamar, perotan.

1.7              Prefiks atau awalan se-
A.    Bentuk Prefiks se-
Bahasa Indonesia memiliki dua jenis se-, yaitu (a) se- yang berupa bentuk klitik dan (b) se- sebagai pembentuk adverbial. Kedua awalan se- tersebut tidak pernah mengalami perubahan bentuk apabila dirangkaikan dengan kata yang lain.


B.     Fungsi Prefiks se-
Fungsi awalan se- yang pertama adalah menjadi klitika (dari kata esa), seperti sesekolah, sekamar, sekampung, sekota. Adapun fungsi awalan se- yang kedua adalah membentuk adverbial seperti seenaknya, setibanya, sedatangnya dan secepatnya.

C.    Makna Prefiks se-
a.       Se- yang berupa bentuk klitik (dari kata esa) bermakna :
1)      Satu, seperti : sekamar, serumah, sekampung.
2)      Seluruh, seperti : se-Indonesia, se-Jawa Barat
3)      Sama atau sampai : sepandai, setinggi.

b.      Awalan se- sebagai pembentuk adverbia (prefiks adverbial), memiliki makna :
1)      Dengan, seperti : sepengetahuan, seizinku.
2)      Seturut atau menurut : setahuku, seingatku, semaunya.
3)      Setelah, seperti : sesampai, sepeninggalannya.

1.8              Prefiks atau awalan ter-
A.    Bentuk awalan ter-
Awalan ter- memiliki variasi bentuk te- dan tel- seperti berikut :
                              ter- + (selain /r/ dan (anjur), vocal
ter-                         te-  + (r) seperti  terasa dan terawat
                                      +  suku pertama mengandung fonem /er/ ,
                                          Seperti terpedaya dan terpercaya.
                              tel- + (anjur)




B.     Fungsi Prefiks tel-
Bahasa Indonesia dua buah kata awalan ter-, yaitu (1) awalan ter- sebagai pembentuk kata kerja (prefiks verbal yang bertalian dengan awalan ber-) dan (2) awalan ter- sebagai pembentuk kata sifat (prefiks adjektival)

C.    Makna Prefiks ter-
Awalan ter- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut:
1)      Telah dilakukan atau dalam keadaan, seperti : terbuka, terduduk, terjangkau, trekenal, terhormat.
2)      Telah mengalami, menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau tiba-tiba), seperti : terbangun, terkencing-kencing.
3)      Dapat (biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -kan) seperti : terperikan, terkirakan, terangkat, terserap.

1.9              Prefiks para-
Prefiks ini melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata nominal insani. Maknanya hanya satu, ialah menyatakan makna banyak, misalnya : para pemuda, para mahasiswa, para siswa.

1.10          Prefiks maha-
Prefiks ini pada umumnya terdapat pada kata-kata yang menyatakan sifat Allah. Misalnya, maha pengasih, maha pemurah, maha penyayang,dsb. Prefiks maha- pada kata-kata itu pada umumnya menyatakan makna sanagat, atau sifat yang lebih daripada sifat makhluk.
Disamping itu, ada juga afiks maha- yang terdapat kata nominal ialah pada kata mahasiswa, mahaguru, mahadewa. Prefiks maha- pada kata-kata tersebut pada umumnya menyatakan makna besar, tertinggi, tetapi karena pada hubungannya dengan bentuk dasarnya sudah terlalu erat, maka maknanya tidak begitu jelas lagi.

2.      Infiks atau sisipan
Bahasa Indonasia memiliki sisipan –el-, -em-, -er-, dan –in, yang tidak lagi produktif. Sekarang kata dengan sisipan cenderung dianggap sebuah kata. Contoh :
Tunjuk + -el- = telunjuk
Kilau + -em- = kemilau
Gigi + -er- = gerigi
Kerja + -in- = kinerja

3.      Sufiks atau akhiran
3.1  Sufiks –an
A.    Fungsi Sufiks -an
Akhiran –an memiliki fungsi sebagai berikut:
1)      Sebagai pembentuk kata benda (sufiks nominal, yang bertalian dengan verba meng-), seperti : tulisan, bacaan.
2)      Dalam ragam cakapan, akhiran –an berfungsi sebagai pembentuk kata sifat atau sufiks adjektival dan sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal). Seperti : gedean, panasan, banyakan.

B.     Makna Sufiks -an
1)      Kumpulan, gugus, seperti : lautan, daratan, puluhan.
2)      Yang mempunyai atau yang mengandung, seperti : buah rambutan, durian, anak jalanan.

3.2  Sufiks –anda
Akhiran –anda (-nda, atau –da) merupakan akhiran penghormat (sufiks honorifik) pada sejumlah istilah kekerabatan, seperti ; anakanda, ananda, anaknda, ayahanda, dan ibunda.



3.3  Sufiks –i
A.    Fungsi Sufiks -i
Di dalam bahasa Indonesia terdapat dua buah akhiran –i sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal) dan akhiran –i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk kata sifat (sufiks adjektival).

B.     Makna Sufiks –i
1)      Akhiran –i sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal)
a)       
§  …..di, seperti : turuni, tanami.
§  ….. kepada, seperti : datangi, kunjungi.
§  ….. ke, seperti : hadapi, memasuki.
§  ….. dari, seperti : hindari.
b)      Membuang diri, seperti : menguliti, membului, menyisiki.
c)      Berulang-ulang atau berkali-kali, seperti : melempari, memetiki, mengambili.
d)      - Memberikan….. kepada, seperti : menugasi, menambahi, memanasi.
- Memasangi…. dengan, atau memasangkan …. dada,  seperti :            memagari, menghitami, menyelimuti.
- ….. untuk, seperti : menertawai, menangisi.
2)      Akhiran –i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk kata sifat (sufiks adjektif), memiliki arti bersifat atau berkenaan, seperti : alami, duniawi,  badani.

3.4  Sufiks –kan
A.    Fungsi Sufiks –kan
Akhiran –kan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal)


B.     Makna Sufiks –kan
1)      Menyebabkan atau menjadikan, seperti : menangiskan, menumbuhkan, menertawakan.
2)      Melakukan untuk/bagi orang lain(benefaktif), seperti : membukakan, membuatkan, memjemurkan.
3)      Sungguh-sungguh, seperti : dengarkan, kenangkan, perhatikan.
4)      Dengan, seperti : pukulkan, tembakan, ikatkan.

C.    Perbedaan akhiran –i dan akhiran –kan sebagai berikut :
a.       Akhiran –i dan –kan berbeda dalam proses, tetapi hasilnya dapat saja sama, seperti mengasini ikan dan mengasinkan ikan. Hasil dari dua proses yang berbeda itu ternyata sama, yaitu menjadi asin.
b.      Objek kata kerja berakhiran –i tetap, tetapi objek kata kerja dengan akhiran –kan berpindah. Contoh : menghindari dan menghindarkan.
c.       Kata kerja dengan berakhiran –i dapat diikuti oleh objek langsung, tetapi kata kerja berakhiran –kan tidak dapat diikuti objek langsung, seperti : memberi dan memberikan.

3.5   Sufiks –wan
Akhiran –wan (-wati, -man) merupakan bentuk terikat yang bermakna :
1.      Yang memiliki, seperti : sukarelawan, budiman, hartawan, relawan, dermawan.
2.      Yang bergerak di, seperti : dramawan, wartawan, wartawati, seniman.

3.6   Sufiks –in dan –at
Akhiran –at dan –in diserap dari bahasa Arab, yang digunakan berkaitan dengan jenis kelamin, seperti hadirin, hadirat, muslimin, muslimat.
Didalam bahasa Indonesia juga terdapat kata rektorat dan secretariat, seperti secretariat panitia dan kantor rektorat.Kata itu diserap utuh dari bahasa Belanda rectorat (bagian organisasi universitas yang menangani pekerjaan dan urusan yang menjadi tugas rector ) dan secretariat (bagian organisasi yang menangani pekerjaan dan urusan sekertaris atau kepaniteraan)

4.      Konfiks atau Imbuhan Terbelah
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terdiri atas dua unsur yang terpisah, satu unsure terletak disebelah kiri dan satu unsure lagi disebelah kanan dasar yang dilekatinya. Itulah sebabnya konfiks sering juga disebut imbuhan terbelah. Konfiks mengapit kata dasar yang dilengkapinya.
Sebagai imbuhan tunggal, walaupun kedua unsurnya terbelah, konfiks harus melekat sekaligus atau harus melekat secara bersamaan pada dasar yang dilekatinya, seperti kata adil+ ke-an = keadilan, tidak bias di pisah ke- adilan, ataupun keadil-an.

4.1  Konfiks ke- -an
Ada dua jenis konfiks ke- -an, diantaranya :
a.       Konfiks ke- -an yang berfungsi membentuk kata nominal, misalnya kebaikan, keberanian, kelulusan.
b.      Konfiks ke- -an yang berfungsi membentuk kata verba, baik termasuk golongan kata kerja maupun kata sifat, misalnya kehujanan, kedinginan, kematian, ketahuan, kelihatan, dll.
Makna yang dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Menyatakan suatu abstraksi atau hal, daik dari suatu perbuatan maupun dari suatu sifat atau keadaan. Misalnya : kebaikan, kegembiraan, keberangkatan, kesinambungan, kemuliaan, keberhasilan.
2.      Menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar. Missal : kehewanan, kewanitaan, kemanusiaan, keduniaan.
3.      Menyatakan makna dapat diketahui perbuatan yang tersebut pasda bentuk dasar atau dengan kata lain menyatakan makna dapat di….. misalnya : kelihatan, kedengaran, ketahuan.
4.      Menyatakan makna dalam keadaan tertimpa akibat perbuatan, keadaan, atau hal yangf tersebut pada bentuk dasar, misalnya : kehujanan, kedinginan, kelaparan, kecurian.
5.      Menyatakan makna tempat atau daerah, misalnya : kepresidenan, keccamatan, kerajaan, kedutaan, kesultanan.

4.2  Konfiks peN-an
A.    Bentuk dasar kata konfiks peN-an ada yang termasuk :
1)      Golongan pokok kata, misalnya ; pembacaan, pembelian, pengedaran, penulisan.
2)      Ada yang termasuk kata kerja, maupun yang termasuk golongan kata kerja, maupun yang termasuk golongan kata sifat, misalnya : pendudukan, pemulangan, pengecilan, peluasan, pemberangkatan.
3)      Ada juga yang termasuk golongan kata nomina, misalnya : penamaan, pembukuan, pendaratan, penguangan.



B.     Fungsi Konfiks peN-an
Konfiks peN-an hanya memiliki satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata nominal, dan sesungguhnya kata berafiks peN-an itu sebagian besar merupakan hasil nominalisasi dari kata berafiks meN-, baik disertai afiks –i atau –kan, maupun tidak.

C.    Makna konfiks peN-an
1.      Menyatakan makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan, contohnya : pembacaan, pembelian, penulisan.
2.      Kadang-kadang makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan itu bergeser menjadi makna cara melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan, misalnya : penampilan. konfiks peN-an  pada kata penampilan menyatakan makna cara ialah cara menampilkan. Contoh lainnya seperti, penyajian, pengiriman.
3.      Menyatakan makna hasil perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan atau dengan kata lain menyatakan apa-apa yang di… contohnya, pendengaran, penglihatan.
4.      Menyatakan makna alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. Contohnya, penglihatan yang diterapkan pada kalimat “penglihatannya sudah agak kabur”.
5.      Menyatakan makna tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. Contohnya: pengadilan, pengungsian, pembuangan.

4.3  Konfiks per-an
A.    Fungsi konfiks per-an
Konfiks per-an hanya mempunyai satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata nominal. Bentuk dasarnya ada yang berupa pokok kata (peralihan, peredaran), ada yang berupa kata verbal (permintaan, pertumbuhan), maupun kata sifat (perpanjangan, perluasan), ada yang bersifat kata nominal (persyaratan, peristilahan), dan ada juga yang bentuk dasarnya berupa kata bilangan (persatuan, pertigaan).

B.     Makna Konfiks per-an
1.      Menyatakan makna ‘perihal apa yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya: pergedungan, perindustrian.
2.      Apabila kata berkonfiks per-an itu sejalan dengan kata kerja bentuk ber-(an) atau memper- (-kan. -i), maka konfiks per-an menyatakan makna ‘hal’ atau ‘hasil’, ialah ‘hal atau hasil melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. Misalnya: persahabatan, perkemahan.
3.      Menyatakan makna tempat, ialah tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan. Misalnya: perhentian, persembunyian.
4.      Menyatakan makna ‘daerah’, ialah daerah yang berupa atau terdiri dari apa yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya: perkotaan, pertokoan.
5.      Menyatakan makna berbagai-bagai. Pada kata ‘persyaratan’, misalnya dalam kalimat “dalam tradisi pedalangan pun telah  dikenal persyaratan yang cukup berat dan wajib dipatuhi oleh para dalang.

4.4  Konfiks ber-an
A.    Fungsi konfiks ber-an
Konfiks ber-an mempunyai satu fungsi, ialah sebagai pembentuk kata  kerja. Bentuk dasarnya ada yang termasuk golongan pokok kata (misalnya, berbalasan, berhamburan). Dan ada yang termasuk golongan kata kerja (misalnya, berdatangan, beterbangan).


B.     Makna Konfiks ber-an
1.      Menyatakan makna bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan oleh banyak pelaku. Misalnya : berdatangan, berjatuhan, berguguran.
2.      Menyatakan bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang-ulang. Misalnya : berloncatan, bergulingan, berlompatan.
3.      Menyatakan makna saling. Misalnya : bersentuhan, bertabrakan, berpukul-pukulan.

4.5  Konfiks se-nya
Pada umumnya konfiks se-nya berkombinasi dengan proses pengulangan. Misalnya: sepenuh-penuhnya, serajin-rajinnya, secepat-cepatnya.

A.    Fungsi konfiks se-nya
Fungsi konfiks se-nya hanya satu, ialah membentuk kata keterangan dari kata sifat. Contoh: secepat-cepatnya, sekuat-kuatnya.

B.     Makna konfiks se-nya
Konfiks se-nya menyatakan makna tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai atau lazim disebut superlative, misalnya : serajin-rajinnya (tingkat rajin yang paling tinggi yang dapat dicapai : serajin mungkin), secepat-cepatnya (secepat mungkin)

No comments:

Post a Comment