BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA AFIKS
BAHASA INDONESIA
1.
Prefiks
1.1
Prefiks
atau awalan ber-
A.
Bentuk
Prefiks ber-
Awalan ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, bel- (dan mer- yang sudah merupakan bentuk
arkais), seperti:
1) Ber-
+ suku awal mengandung –er- akan
menjadi be-, seperti bekerja,
beternak+ dasar yang berfonem awal /r/, seperti berumput dan beracun.
2) Ber-
+ (ajar) akan menjadi belajar
3) Ber-
+ akan menjadi ber, seperti berteman, berjanji.
B.
Fungsi
Prefik ber-
Awalan ber- berfungsi sebagai :
-
Pembentuk kata kerja
(prefiks verbal). Namun, kalimat yang predikatnya berupa kata kerja berawalan ber- tidak memiliki objek, tetapi dapat
memiliki pelengkap atau keterangan.
Contoh
: a. Arif berdagang sepatu di toko.
b. Eka berlari mengelilingi lapangan bola
- Pembentuk kata sifat, seperti : bergembira , bersedih
- Pembentuk kata nominal (benda), seperti : bersepeda, bertopi.
- Pembentuk kata bilangan, seperti : berdua, bertiga.
C.
Makna
Prefiks ber-
1) Memiliki
atau mempunyai, seperti : beranak,
bergambar, berdarah.
2) Menyatakan
atau mengakui, seperti : berkakak,
beribu, bersaudara.
3)
Menghasilkan atau
mengeluarkan, seperti : bertelur,
berbunyi, berbuah.
4) Biasa
melakukan, bertindak sebagai, bekerja sebagai, seperti ; bertani, bertinju, bertukang.
5) Melakukan
pekerjaan mengenai diri sendiri (resiprokal), seperti : berjemur, bercukur, berhias.
6) Mendapat,
dapat di- …. atau dikenai, seperti : bersambut
(mendapat sambutan), berjawab, berterima
(dapat diterima).
7) Memakai
atau mengenakan, menggunakan, mengendarai atau naik, seperti : bersepeda, berbaju, berpayung.
8) Menjadi
kelompok, seperti : bersatu, berdua,
bertiga.
1.2
Prefiks
atau awalan meng-/meN-
A.
Bentuk
prefiks meng-/meN-
1) Varian
meng- muncul pada sepuluh tempat
dimuka bentuk dasar yang dimulai dengan huruf vocal dan dimuka bentuk dasar
yang berawal dengan huruf konsonan /g,k,kh,x,h/, contohnya : mengambil, mengekor, mengolah, mengukur,
mengendap, menggaji, mengumpulkan, mengkhawatirkan, mengharapkan.
2) Varian
me- muncul pada delapan tempat, yaitu
dimuka bentuk dasar yang dimulai oleh fonem awal /l,r,w,y,m,n,ng,ny/,
contohnya; melamar, merawat, mewarnai,
meyakinkan, memasak, meninabobokan, menganga, menyanyi.
3)
Varian men- muncul pada empat tempat yaitu
didepan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /d,t,sy,z/, contohnya : mendapat, menulis, menzakatkan, mensyukuri.
4)
Varian mem- muncul pada empat tempat, yaitu
didepan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /b,f,p,v/, contohya ; membantu, memfitnah, memikul, memvariasi.
5) Varian
meny- muncul didepan bentuk dasar
yang berawal dengan fonem /s,c,j/, contohnya : menyapu, menyuci, menyjangkau.
6) Varian
menge- muncul didepan bentuk bersuku
satu, contohnya: mengebom, mengecat, mengelas, mengerem.
B.
Fungsi
prefiks meng-/meN-
Awalan meng- berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja aktif ( prefiks verbal aktif), baik transitif maupun intransitif. Kata tangis dan menangis berbeda akibat hadirnya awalan meng-. Kata menangis adalah
kata kerja aktif, tetapi tidak dapat menghadirkan objek.
C.
Makna
Prefiks meng-
1) Melakukan,
mengerjakan, seperti : membaca, menjual.
2) Menjadi,
seperti : menyatu, mendua, menguning.
3)
Melakukan peringatan,
seperti : meniga, menujuh, menyeratus.
4)
Menggunakan atau memakai,
seperti ; menggunting, menyabut,
menggergaji.
5)
Membuat atau
menghasilkan, seperti ; menyayur,
menggambar, menyulam.
6) Mengeluarkan
(suara), seperti : mengeong, mengaduh,
mengerang.
7)
Memberi atau melengkapi
dengan, seperti ; menyecap, menyampul,
memagari.
8) Menuju,
seperti : menepi, menyebrang, mendarat.
9) Mencari,
seperti : merotan, mendamar, memulung.
1.3
Prefiks
atau awalan di-
A.
Bentuk
prefiks di-
Ketika
dilekatkan pada kata dasar, awalan di- ternyata
tidak mengawali persoalan morfologis, ,karena awalan itu tidak mengalami
perubahan bentuk. Contoh : dijual, dipajang,
dipinjam.
B.
Fungsi
prefiks di-
Awalan di-
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif (prefiks verbal pasif yang
berkaitan dengan prefiks verbal aktif meng-),
seperti diambil >< mengambil, ditiru >< meniru.
C.
Makna
prefiks di-
1) Dikenai
laku atau dikenai tindakan, seperti :
didenda, dihukum.
2) Dikenai
dengan, seperti : diparang, digunting.
3) Dibuat
atau dijadikan, seperti : digulai,
dipepes, digoreng.
4) Diberi
atau dilengkapi , seperti : dicat,
ditugasi, dipagari.
1.4
Prefiks
atau awalan ke-
A.
Bentuk
prefiks ke-
Awalan ke- tidak mengalami perubahan bentuk
ketika dilekatkan pada dasar, seperti kepada
dan ketua.
B.
Fungsi
prefiks ke-
Bahasa Indonesia
memiliki dua buah awalan ke- , yaitu
awalan ke- yang berfungsi sebagai
pembentuk kata kerja(prefiks verbal dan bertalian dengan awalan ter-, seperti ketawa yang digunakan
dalam ragam lisan tidak resmi dan tertawa) dan awalan ke- yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda (prefiks nominal).
C.
Makna
Prefiks ke-
-
Awalan ke- sebagai pembentuk kata kerja
memiliki makna :
1) (dalam
ragam cakapan) awalan ke- semakna
dengan awalan ter-yang berarti telah
mengalami, menderita keadaan, atau menderita kejadian, seperti :ketemu, ketawa, ketabrak, kebawa.
2) Diurutan
atau pada urutan, seperti : kedua,
ketiga.
-
Awalan ke- berfungsi sebagai pembentuk kata
benda (prefiks nominal)
1)
Yang mempunyai sifat
atau cirri, seperti : ketua, kehendak,
ketahu.
2) Kelompok
satuan atau kelompok bilangan yang dianggap satu atau kumpulan, seperti : ketiga, keduanya.
1.5
Prefiks
atau awalan per-
A.
Bentuk
prefiks per-
Awalan per- mengalami perubahan bentuk ketika
dilekatkan pada kata dasar. Karena bentuk dan makna awalan ber-, perubahan bentuk awalan per-
itupun seperti yang terjadi pada awalan ber-.
a)
Per-
menjadi pe- jika berarti yang ber-…, seperti :pedagang, perenang, peserta
b) Per-+
ajar menjadi pelajar
c) Per-+ menjadi per-,
seperti perpanjang, personal.
B.
Fungsi
Prefiks per-
Bahasa Indonesia
memiliki dua buah awalan –per-, yaitu
awalan per- pembentuk kata kerja
(prefiks verbal) dan per- (pe-, pel-) sebagai pembentuk kata benda
(prefiks nominal)
C.
Makna
Prefiks Per-
-
Sebagai pembentuk kata
kerja, awalan per- memiliki makna
seperti berikut:
1)
(men)jadikan lebih
(biasanya awalan per- dilekatkan pada
dasar berupa kata sifat), seperti :
perindah, perjelas, pertinggi, percantik, perbagus.
2)
Membagi jadi, seperti :
perdua (seperdua, seperempat)
-
Awalan per- (pe-, pel-) memiliki makna sebagai
berikut :
1)
Yang memiliki atau yang
ber…, seperti : persegi, pejabat, pertanda, pemalu.
2)
Yang menghasilkan atau
yang mengeluarkan, seperti : peternak,
pedaging.
3) Yang
biasa melakukan (sebagai profesi, kebiasaan, kegemaran) atau yang ber-…, seperti : pertapa, petani, pemabuk.
4)
Yang melakukan
pekerjaan mengenai diri sendiri, seperti :
peubah, peuji, pehias, pedandan.
5)
Yang dikenai laku atau
yang ber- … , seperti : pesuruh.
1.6
Prefiks
atau awalan peng-
A.
Bentuk
prefiks peng-
Awalan peng- mengalami perubahan bentuk dan
makna awalan. Karena bentuk dan maknanya berkaitan dengan bentuk dan makna
awalan meng-, perubahan bentuk awalan
peng- pun sejalan dengan perubahan
awalan meng-.
Peng- + (vocal,
g, k, h, kh, x)
Pem- + (b,
f, p, v )
Peng- Pen- + (t, d, sy, z)
Peny- + (s, c, j)
Pe + (l,
r, w, y, nasal)
Penge- + (kata
ekasuku)
B.
Fungsi
Prefiks peng-
Awalan peng- berfungsi sebagai pembentuk
kata benda (prefiks nominal) yang
bertalian bentuk dan maknanya dengan aealan meng-.
Artinya kata benda berawalan peng-
bertalian bentuk dan maknanya dengan kata kerja berawalan meng- . Perhatikan bahwa orang yang mengarang disebut pengarang,
orang yang menulis disebut penulis.
C.
Makna
Prefiks peng-
1) Yang
melakukan, seperti : pembaca, penari,
peninju, penyanyi.
2) Yang
menjadi atau yang menjadikan, seperti : pemerah,
peragu, penenang.
3) Yang
menghasilkan atau yang membuat, seperti : penenun,
perajin, penganyam.
4) Yang
menggunakan atau yang memakai, seperti : penggunting,
pembajak.
5) Yang
mengeluarkan (suara), seperti : pengembik,
pengerang, perintih.
6) Yang
memberi atau yang melengkapi dengan, seperti : pengecat, penyampul, pemagar.
7) Yang
menuju, seperti : penyeberang, pendarat,
penepi.
8) Yang
mencari atau yang mengumpulkan, seperti : pemulung,
pedamar, perotan.
1.7
Prefiks
atau awalan se-
A.
Bentuk
Prefiks se-
Bahasa Indonesia
memiliki dua jenis se-, yaitu (a) se- yang berupa bentuk klitik dan (b) se- sebagai pembentuk adverbial. Kedua
awalan se- tersebut tidak pernah
mengalami perubahan bentuk apabila
dirangkaikan dengan kata yang lain.
B.
Fungsi
Prefiks se-
Fungsi awalan se- yang pertama adalah menjadi klitika
(dari kata esa), seperti sesekolah, sekamar, sekampung, sekota. Adapun fungsi
awalan se- yang kedua adalah
membentuk adverbial seperti seenaknya, setibanya, sedatangnya dan secepatnya.
C.
Makna
Prefiks se-
a. Se-
yang berupa bentuk klitik (dari kata esa) bermakna :
1) Satu,
seperti : sekamar, serumah, sekampung.
2) Seluruh,
seperti : se-Indonesia, se-Jawa Barat
3) Sama
atau sampai : sepandai, setinggi.
b. Awalan
se- sebagai pembentuk adverbia
(prefiks adverbial), memiliki makna :
1) Dengan,
seperti : sepengetahuan, seizinku.
2) Seturut
atau menurut : setahuku, seingatku,
semaunya.
3) Setelah,
seperti : sesampai, sepeninggalannya.
1.8
Prefiks
atau awalan ter-
A.
Bentuk
awalan ter-
Awalan ter- memiliki variasi bentuk te- dan tel- seperti berikut :
ter- + (selain /r/
dan (anjur), vocal
ter- te- + (r) seperti
terasa dan terawat
+
suku pertama mengandung fonem /er/ ,
Seperti
terpedaya dan terpercaya.
tel- + (anjur)
B.
Fungsi
Prefiks tel-
Bahasa Indonesia
dua buah kata awalan ter-, yaitu (1)
awalan ter- sebagai pembentuk kata
kerja (prefiks verbal yang bertalian dengan awalan ber-) dan (2) awalan ter-
sebagai pembentuk kata sifat (prefiks adjektival)
C.
Makna
Prefiks ter-
Awalan ter- sebagai pembentuk kata kerja
memiliki makna sebagai berikut:
1) Telah
dilakukan atau dalam keadaan, seperti : terbuka,
terduduk, terjangkau, trekenal, terhormat.
2) Telah
mengalami, menderita keadaan atau kejadian (dengan tidak sengaja atau
tiba-tiba), seperti : terbangun,
terkencing-kencing.
3) Dapat
(biasanya didahului oleh kata tidak atau dilengkapi dengan akhiran -kan) seperti : terperikan, terkirakan, terangkat, terserap.
1.9
Prefiks
para-
Prefiks
ini melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata nominal insani.
Maknanya hanya satu, ialah menyatakan makna banyak, misalnya : para pemuda,
para mahasiswa, para siswa.
1.10
Prefiks
maha-
Prefiks
ini pada umumnya terdapat pada kata-kata yang menyatakan sifat Allah. Misalnya,
maha pengasih, maha pemurah, maha
penyayang,dsb. Prefiks maha- pada
kata-kata itu pada umumnya menyatakan makna sanagat, atau sifat yang lebih
daripada sifat makhluk.
Disamping
itu, ada juga afiks maha- yang terdapat kata nominal ialah pada kata mahasiswa, mahaguru, mahadewa. Prefiks
maha- pada kata-kata tersebut pada umumnya menyatakan makna besar, tertinggi,
tetapi karena pada hubungannya dengan bentuk dasarnya sudah terlalu erat, maka
maknanya tidak begitu jelas lagi.
2.
Infiks
atau sisipan
Bahasa
Indonasia memiliki sisipan –el-, -em-,
-er-, dan –in, yang tidak lagi produktif.
Sekarang kata dengan sisipan cenderung dianggap sebuah kata. Contoh :
Tunjuk
+ -el- = telunjuk
Kilau
+ -em- = kemilau
Gigi
+ -er- = gerigi
Kerja
+ -in- = kinerja
3.
Sufiks
atau akhiran
3.1
Sufiks
–an
A.
Fungsi
Sufiks -an
Akhiran
–an memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai
pembentuk kata benda (sufiks nominal, yang bertalian dengan verba meng-), seperti : tulisan, bacaan.
2) Dalam
ragam cakapan, akhiran –an berfungsi
sebagai pembentuk kata sifat atau sufiks adjektival dan sebagai pembentuk kata
kerja (sufiks verbal). Seperti : gedean,
panasan, banyakan.
B.
Makna
Sufiks -an
1) Kumpulan,
gugus, seperti : lautan, daratan, puluhan.
2)
Yang mempunyai atau
yang mengandung, seperti : buah rambutan,
durian, anak jalanan.
3.2
Sufiks
–anda
Akhiran –anda (-nda, atau –da) merupakan
akhiran penghormat (sufiks honorifik) pada sejumlah istilah kekerabatan,
seperti ; anakanda, ananda, anaknda,
ayahanda, dan ibunda.
3.3
Sufiks
–i
A.
Fungsi
Sufiks -i
Di dalam bahasa
Indonesia terdapat dua buah akhiran –i
sebagai pembentuk kata kerja (sufiks verbal) dan akhiran –i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk kata sifat (sufiks
adjektival).
B.
Makna
Sufiks –i
1) Akhiran
–i sebagai pembentuk kata kerja
(sufiks verbal)
a)
§ …..di,
seperti : turuni, tanami.
§ …..
kepada, seperti : datangi, kunjungi.
§ …..
ke, seperti : hadapi, memasuki.
§ …..
dari, seperti : hindari.
b)
Membuang diri, seperti
: menguliti, membului, menyisiki.
c)
Berulang-ulang atau
berkali-kali, seperti : melempari,
memetiki, mengambili.
d)
- Memberikan….. kepada,
seperti : menugasi, menambahi, memanasi.
-
Memasangi…. dengan, atau memasangkan ….
dada, seperti : memagari,
menghitami, menyelimuti.
- ….. untuk,
seperti : menertawai, menangisi.
2) Akhiran
–i (-iah, -wi, -wiah) sebagai pembentuk
kata sifat (sufiks adjektif), memiliki arti bersifat atau berkenaan, seperti : alami, duniawi, badani.
3.4
Sufiks
–kan
A.
Fungsi
Sufiks –kan
Akhiran –kan berfungsi sebagai pembentuk kata
kerja (sufiks verbal)
B.
Makna
Sufiks –kan
1) Menyebabkan
atau menjadikan, seperti : menangiskan,
menumbuhkan, menertawakan.
2) Melakukan
untuk/bagi orang lain(benefaktif), seperti :
membukakan, membuatkan, memjemurkan.
3) Sungguh-sungguh,
seperti : dengarkan, kenangkan,
perhatikan.
4) Dengan,
seperti : pukulkan, tembakan, ikatkan.
C.
Perbedaan
akhiran –i dan akhiran –kan sebagai berikut :
a. Akhiran
–i dan –kan berbeda dalam proses, tetapi hasilnya dapat saja sama, seperti mengasini ikan dan mengasinkan ikan. Hasil dari dua proses yang berbeda itu ternyata
sama, yaitu menjadi asin.
b. Objek
kata kerja berakhiran –i tetap,
tetapi objek kata kerja dengan akhiran –kan
berpindah. Contoh : menghindari dan
menghindarkan.
c. Kata
kerja dengan berakhiran –i dapat
diikuti oleh objek langsung, tetapi kata kerja berakhiran –kan tidak dapat diikuti objek langsung, seperti : memberi dan memberikan.
3.5
Sufiks –wan
Akhiran –wan (-wati, -man) merupakan bentuk
terikat yang bermakna :
1.
Yang memiliki, seperti
: sukarelawan, budiman, hartawan,
relawan, dermawan.
2. Yang
bergerak di, seperti : dramawan,
wartawan, wartawati, seniman.
3.6
Sufiks –in dan –at
Akhiran –at dan –in diserap dari bahasa Arab, yang digunakan berkaitan dengan jenis
kelamin, seperti hadirin, hadirat,
muslimin, muslimat.
Didalam bahasa
Indonesia juga terdapat kata rektorat dan secretariat, seperti secretariat
panitia dan kantor rektorat.Kata itu diserap utuh dari bahasa Belanda rectorat (bagian organisasi universitas
yang menangani pekerjaan dan urusan yang menjadi tugas rector ) dan secretariat
(bagian organisasi yang menangani pekerjaan dan urusan sekertaris atau
kepaniteraan)
4.
Konfiks
atau Imbuhan Terbelah
Konfiks
adalah imbuhan tunggal yang terdiri atas dua unsur yang terpisah, satu unsure
terletak disebelah kiri dan satu unsure lagi disebelah kanan dasar yang
dilekatinya. Itulah sebabnya konfiks sering juga disebut imbuhan terbelah.
Konfiks mengapit kata dasar yang dilengkapinya.
Sebagai
imbuhan tunggal, walaupun kedua unsurnya terbelah, konfiks harus melekat
sekaligus atau harus melekat secara bersamaan pada dasar yang dilekatinya,
seperti kata adil+ ke-an = keadilan,
tidak bias di pisah ke- adilan,
ataupun keadil-an.
4.1
Konfiks
ke- -an
Ada dua jenis
konfiks ke- -an, diantaranya :
a. Konfiks
ke- -an yang berfungsi membentuk kata
nominal, misalnya kebaikan, keberanian, kelulusan.
b. Konfiks ke- -an yang berfungsi membentuk kata
verba, baik termasuk golongan kata kerja maupun kata sifat, misalnya kehujanan, kedinginan, kematian, ketahuan,
kelihatan, dll.
Makna yang dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Menyatakan
suatu abstraksi atau hal, daik dari suatu perbuatan maupun dari suatu sifat
atau keadaan. Misalnya : kebaikan,
kegembiraan, keberangkatan, kesinambungan, kemuliaan, keberhasilan.
2. Menyatakan
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar. Missal
: kehewanan, kewanitaan, kemanusiaan,
keduniaan.
3. Menyatakan
makna dapat diketahui perbuatan yang tersebut pasda bentuk dasar atau dengan kata
lain menyatakan makna dapat di….. misalnya : kelihatan, kedengaran, ketahuan.
4. Menyatakan
makna dalam keadaan tertimpa akibat perbuatan, keadaan, atau hal yangf tersebut
pada bentuk dasar, misalnya : kehujanan,
kedinginan, kelaparan, kecurian.
5. Menyatakan
makna tempat atau daerah, misalnya : kepresidenan,
keccamatan, kerajaan, kedutaan, kesultanan.
4.2
Konfiks
peN-an
A. Bentuk dasar kata
konfiks peN-an
ada yang termasuk :
1) Golongan
pokok kata, misalnya ; pembacaan,
pembelian, pengedaran, penulisan.
2) Ada
yang termasuk kata kerja, maupun yang termasuk golongan kata kerja, maupun yang
termasuk golongan kata sifat, misalnya : pendudukan,
pemulangan, pengecilan, peluasan, pemberangkatan.
3) Ada
juga yang termasuk golongan kata nomina, misalnya : penamaan, pembukuan, pendaratan, penguangan.
B.
Fungsi
Konfiks peN-an
Konfiks peN-an hanya memiliki satu fungsi, ialah
sebagai pembentuk kata nominal, dan sesungguhnya kata berafiks peN-an itu sebagian besar merupakan
hasil nominalisasi dari kata berafiks meN-,
baik disertai afiks –i atau –kan, maupun tidak.
C.
Makna
konfiks peN-an
1. Menyatakan
makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan, contohnya :
pembacaan, pembelian, penulisan.
2. Kadang-kadang
makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan itu bergeser
menjadi makna cara melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan,
misalnya : penampilan. konfiks peN-an
pada kata penampilan menyatakan makna cara ialah cara menampilkan.
Contoh lainnya seperti, penyajian, pengiriman.
3. Menyatakan
makna hasil perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan atau dengan kata
lain menyatakan apa-apa yang di… contohnya, pendengaran,
penglihatan.
4. Menyatakan
makna alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang
sejalan. Contohnya, penglihatan yang
diterapkan pada kalimat “penglihatannya
sudah agak kabur”.
5. Menyatakan
makna tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan.
Contohnya: pengadilan, pengungsian,
pembuangan.
4.3
Konfiks
per-an
A.
Fungsi
konfiks per-an
Konfiks per-an hanya mempunyai satu fungsi,
ialah sebagai pembentuk kata nominal. Bentuk dasarnya ada yang berupa pokok kata (peralihan, peredaran), ada
yang berupa kata verbal (permintaan,
pertumbuhan), maupun kata sifat
(perpanjangan, perluasan), ada yang bersifat kata nominal (persyaratan, peristilahan), dan ada juga yang bentuk
dasarnya berupa kata bilangan
(persatuan, pertigaan).
B.
Makna
Konfiks per-an
1. Menyatakan
makna ‘perihal apa yang tersebut pada bentuk dasar’. Misalnya: pergedungan, perindustrian.
2.
Apabila kata berkonfiks
per-an itu sejalan dengan kata kerja
bentuk ber-(an) atau memper- (-kan. -i), maka konfiks per-an menyatakan makna ‘hal’ atau
‘hasil’, ialah ‘hal atau hasil melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang
sejalan. Misalnya: persahabatan,
perkemahan.
3.
Menyatakan makna
tempat, ialah tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan.
Misalnya: perhentian, persembunyian.
4.
Menyatakan makna
‘daerah’, ialah daerah yang berupa atau terdiri dari apa yang tersebut pada
bentuk dasar. Misalnya: perkotaan,
pertokoan.
5. Menyatakan
makna berbagai-bagai. Pada kata ‘persyaratan’,
misalnya dalam kalimat “dalam tradisi pedalangan pun telah dikenal persyaratan yang cukup berat dan
wajib dipatuhi oleh para dalang.
4.4
Konfiks
ber-an
A.
Fungsi
konfiks ber-an
Konfiks ber-an mempunyai satu fungsi, ialah
sebagai pembentuk kata kerja. Bentuk
dasarnya ada yang termasuk golongan pokok kata (misalnya, berbalasan,
berhamburan). Dan ada yang termasuk golongan kata kerja (misalnya, berdatangan,
beterbangan).
B.
Makna
Konfiks ber-an
1. Menyatakan
makna bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan oleh banyak
pelaku. Misalnya : berdatangan,
berjatuhan, berguguran.
2. Menyatakan
bahwa perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang-ulang.
Misalnya : berloncatan, bergulingan,
berlompatan.
3. Menyatakan
makna saling. Misalnya : bersentuhan,
bertabrakan, berpukul-pukulan.
4.5
Konfiks
se-nya
Pada umumnya
konfiks se-nya berkombinasi dengan
proses pengulangan. Misalnya: sepenuh-penuhnya,
serajin-rajinnya, secepat-cepatnya.
A.
Fungsi
konfiks se-nya
Fungsi konfiks se-nya hanya satu, ialah membentuk kata
keterangan dari kata sifat. Contoh: secepat-cepatnya,
sekuat-kuatnya.
B.
Makna
konfiks se-nya
Konfiks se-nya menyatakan makna tingkat yang
paling tinggi yang dapat dicapai atau lazim disebut superlative, misalnya : serajin-rajinnya (tingkat rajin yang
paling tinggi yang dapat dicapai : serajin mungkin), secepat-cepatnya (secepat mungkin)
No comments:
Post a Comment