Membaca
intensif terdiri dari membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca
telaah isi terdiri dari membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan
membaca ide.
Membaca
teliti adalah membaca dengan tujuan untuk meneliti informasi-informasi yang ada
dalam bahan bacaan atau informasi-informasi penting. Membaca pemahaman adalah
sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami : (1) standar-standar atau
norma-norma kesastraan, (2) resensi kritis, (3) drama tulis, dan (4) pola-pola
fiksi. Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari,
memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Berdasarkan
hal di atas, pada bab ini kelompok kami akan membahas mengenai Membaca Kritis.
1.1
Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis (critical reading),
adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. (Albert
[et al] 1961b : 1).
Membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasiswa untuk mencapai
kesuksesan dalam studinya. Kebanyakan mahasiswa telah mengalami praktek dalam
membaca intensif. Walaupun mungkin mereka tidak sadar dan mengetahuinya pada
saat itu. (Mortimer Adler, dalam bukunya “How
to Read a Book”).
Dalam bahasa Inggris dipergunakan berbagai istilah sebagai padanan “membaca
kritis” atau “critical reading” ini,
antara lain interpretative reading
atau membaca interpretatif (Dawson [et al], 1963: 84), dan membaca kreatif atau
creative reading (Anderson; 1972: 210).
Membaca kritis adalah
kemampuan memahami makna tersirat sebuah bacaan. Untuk itu, diperlukan
kemampuan berfikir dan bersikap kritis. Dalam membaca kritis, pembaca mengolah
bahan bacaan secara kritis. (cf.Harris et. Al. 1983; smith, 1986; Albert dalam
tarigan, 1988:89). Kemampuan membaca kritis adalah
kemampuan pembaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan
keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersirat. Membaca kritis adalah hati-hati,
teliti, berpikir, dan membaca aktif. Bukan negatif atau membaca cepat.
Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional,
kritis, mendalam, disertai keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Di sini pembaca
akan mencamkan lebihdalam materi yang dibacanya. Seorang pembaca kritis
menggunakan empat cara secara aktif.
1.2
Tujuan Membaca Kritis
Pada umumnya membaca kritis (atau membaca interpretatif, ataupun membaca
kreatif) ini menuntut dari para pembaca agar mereka :
a) Memahami maksud penulis
b) Memahami organisasi dasar tulisan
c) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang
d) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari
e) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca dan berpikir kritis
f) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan
g) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius.
1.2.1 Memahami
Maksud Penulis
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membaca kritis adalah menentukan
serta memahami maksud dan tujuan penulis. Kebanyakan tulisan memenuhi satu
(atau lebih) dari keempat tujuan umum wacana (discourse) yaitu: memberitahu (to
inform), meyakinkan (to convince),
mengajak, mendesak, meyakinkan (to
persuade), atau menghibur (to
entertain). Sekalipun kita jarang menemui suatu pilihan bacaan yang secara
jelas dibatasi pada salah satu dari keempat tujuan ini tetapi salah satu di
antaranya biasanya menonjol. Akan tetapi dari ketiga yang pertama, kerapkali
ada suatu tujuan yang kurang jelas, yang oleh penulis sendiri mungkin saja
tidak seluruhnya dikenal.
Beberapa cara yang perlu dilakukan dalam membaca serta memahami maksud
penulis ini, diantaranya :
a) Carilah pada paragraf-paragraf pendahuluan suatu pernyataan mengenai maksud
penulis; kemudian cari pada paragraf-paragraf penutup suatu uraian lain ataupun
penjelasan terhadap maksud tersebut.
b) Perhatikan baik-baik bagaimana caranya maksud penulis tersebut menentukan ruang
lingkup pembicaraannya. Dia akan memilih dengan jelas dan hati-hati bahannya
itu dan meletakkan tekanan pada informasi yang menunjang maksudnya itu.
c) Perhatikanlah dengan seksama bagaimana caranya maksud tersebut kerapkali
menentukan organisasi serta penyajian bahannya itu. Kalau maksudnya adalah
untuk memberitahukan, maka pengarang akan menampilkan pokok bahasannya
selangsung dan senyata mungkin. Kalau maksudnya mengajak, mendesak, maka dia
akan menatanya dalam suatu urutan atau susunan yang logis. Kalau maksudnya
untuk meyakinkan, maka dia dapat menambahkan pada kedua yang pertama tadi suatu
daya tarik, suatu appeal bagi emosi-emosi pembaca.
d) Carilah dan dapatkan maksud-maksud yang tersirat, yang tersembunyi.
Misalnya surat dagang mungkin mencoba untuk mendesak mengajak kita untuk
membeli sesuatu. Suatu artikel mengenai politik, keagamaan, ataupun masalah
sosial mungkin saja mencoba mengajak kita ke arah sudut pandangan tertentu.
1.2.2 Memanfaatkan
Kemampuan Membaca dan Berpikir Kritis
Kemampuan membaca dan berpikir secara kritis juga menuntut agar kita sadar
akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain
dalam latar belakang pribadi kita yang mungkin mempengaruhi kegiatan membaca
dan berpikir kita. Hampir setiap topik yang kontroversial, setiap masalah yang
sedang diperdebatkan akan menantang atau meragukan kemampuan kita menjadi
obyektif.
Sebagai seorang pembaca yang bertanggungjawab, maka kita hendaklah
memperhatikan hal-hal berikut ini dalam membaca atau menyimak
pembicaraan-pembicaraan yang kontroversial:
a) Harus yakin bahwa kita membaca atau menyimak untuk memahami apa yang
disajikan sebelum kita mulai mengutarakan pendapat mengenai hal itu. Haruslah
rela dan terbuka menerima pendapat atau pandangan orang lain. Pemahaman atau
pengertian haruslah selalu mendahului penilaian.
b) Setelah kita yakin bahwa kita telah memberikan suatu pendengaran yang jujur
terhadap penyajian atau uraian orang itu, analisislah asumsi-asumsi dan
praduga-praduga kita sendiri untuk melihat apakah kita berpikir secara jelas
dan obyektif, ataukah tidak.
c) Jangan biarkan perasaan-perasaan serta prasangka-prasangka kita menyebabkan
kita hanya mengingat fakta-fakta dan alasan-alasan serupa itu sebagai penunjang
terhadap pandangan kita sendiri sebelumnya.
d) Jangan biarkan keinginan kita untuk membantah serta menyangkal, mencegah
pemahaman kita terhadap penyajian, uraian orang itu. Jangan biarkan perhatian
kita menantang atau membantah hal-hal tertentu, yang dapat menyebabkan kita
kehilangan keseluruhan uraian orang itu.
e) Cobalah melihat logika penyajian itu dari sudut maksud serta asumsi-asumsi
penulis itu sendiri. Kemudian lihatlah bagaimana pandangannya berbeda dari
pandangan kita, dan juga perhatikan secara luas akan hal-hal apa yang kita
dapat seiring-sejalan dengan pandangan serta keterangan-keterangannya. Walaupun
misalnya kita tidak dapat begitu mudah menerima dasar-dasar pikiran atau alasan
dasarnya, namun mungkin saja dia mempunyai ide-ide atau pandangan-pandangan
yang satu atau yang bermanfaat bagi kita.
1.2.3 Memahami
Organisasi Dasar Tulisan
Para pembaca yang teliti mengamati indikasi-indikasi atau petunjuk-petunjuk
mengenai pilihan itu dan bagaimana caranya disajikan. Biasanya penyajian
seorang penulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi dan
kesimpulan.
1.2.3.1
Pendahuluan
Dalam pengkomunikasian ide-idenya secara jelas, maka seorang penulis akan
mempergunakan satu atau lebih paragraf pembukaan untuk memperkenalkan subyeknya
beserta pendekatan khusus terhadap hal itu, temanya. Dengan kata lain, dia
hendak menyatakan ruang lingkup dan pembahasan uraiannya. Dia mungkin
menyatakan maksudnya secara tidak langdung dalam berbagai ulasannya. Akhirnya,
dia akan mempergunakan paragraf-paragraf pembukaan untuk menentukan nada
artikel tersebut. pembaca yang seksama mengamati indikasi-indikasi yang serupa
itu untuk memudahkannya membaca dengan pemahaman yang lebih tinggi serta
mendalam, dan menilai karya itu secara lebih jujur.
1.2.3.2 Isi
Biasanya isi suatu uraian membagi dirinya sendiri menjadi dua, tiga, atau
empat bagian utama, tempat penulis mengutarakan kasusnya sekonklusif atau
segamblang mungkin. Kata-kata seperti pertama, kedua, lebih lanjut, akhirnya,
dan sebaliknya menunjukkan langkah-langkah dalam suatu uraian yang tersusun secara
logis. Kalau tidak ada dari tanda-tanda tersebut yang muncul kita harus mencari
kalimat-kalimat, klausa-klausa, atau frase-frase transisional yang menunjukkan
perubahan-perubahan dalam perkembangan pikiran. Dalam setiap kasus, tugas kita
sebagai pembaca yang cerdas adalah menemukan organisasi dasar pengarang, rangka
dasarnya, dan memanfaatkannya dalam pencapaian serta pemahaman pengaruh kuat
dari pesannya itu.
1.2.3.2
Kesimpulan
Akhirnya, menjelang penutup suatu artikel kita kerapkali memperhitungkan
bahwa penulis mengalihkan perhatiannya dari apa yang sedang dikatakannya menuju
apa yang telah dikatakannya. Inilah suatu pertanda bagi kita bahwa dia akan
menutup atau menyimpulkan artikelnya itu. Para pembaca yang teliti dan cermat,
para pembaca yang bertanggungjawab, akan tetap waspada baik terhadap indikasi-indikasi
yang eksplisit maupun yang implisit dari tema, maksud, ruang lingkup, dan
organisasi umum sang penulis.
1.2.4 Menilai
Penyajian Pengarang
Selaku pembaca yang kritis maka kita harus mampu menilai, mengevaluasi
penyajian bahan sang penulis. Sebagai tambahan terhadap memperhatikan maksudnya
dan caranya dia menyusun bahan tersebut, maka kita harus dapat menentukan
apakah dia telah mencakup pokok masalahnya secara memuaskan, atau tidak.
Beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan itu, dilihat dari berbagai segi,
diantaranya:
a) Dari segi informasi
b) Dari segi logika
c) Dari segi bahasa
d) Dari segi kualifikasi
e) Dari segi sumber-sumber informatika yang dipergunakan oleh sang pengarang.
1.2.5 Menerapkan
prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari
Bertumpuknya bahan bacaan, memperingatkan serta mendorong kita untuk
menciptakan bagi kita sendiri prinsip-prinsip yang dapat membimbing kita dalam
membaca. Pada umumnya, santapan bacaan kita haruslah mencakup hal-hal yang
harus dibaca untuk menjaga agar kita dapat mengikuti perkembangan-perkembangan
mutakhir dalam bidang-bidang politik, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
agama, dalam peradaban modern.
Para pembaca yang teliti dan kritis terus-menerus akan mengevaluasi ide-ide
yang disajikan pada mereka, terutama sekali untuk melihat apakah ide-ide itu
menarik perhatian, dan kedua memberikan pertimbangan dan penilaian padanya, dan
mengambil pendapat-pendapat mengenai hal-hal yang penting.
1.2.6 Meningkatkan minat membaca
Sebagai pelajar dan mahasiswa yang ingin menjadi anggota masyarakat yang
dihormati serta yang bertanggungjawab, maka anda semua harus mencurahkan
perhatian serta usaha anda pada peningkatan minat baca anda. Suatu sikap ingin
tahu yang intelektual, yang bijaksana, ditambah dengan usaha yang konstan untuk
menggali bidang-bidang pengetahuan baru, akan menolong anda untuk meningkatkan
serta memperluas minat baca anda.
Untuk meningkatkan minat membaca ini, maka perlu sekali kita berusaha untuk
:
a) Menyediakan waktu untuk membaca
Alasan yang umum untuk tidak membaca adalah kekurangan waktu. Para pembaca
yang berpengalaman selalu menyediakan beberapa buku atau majalah yang dapat
dibaca segera bila ada kesempatan. Haruslah disadari benar-benar, bahwa orang
yang tidak ingin maju sajalah, yang tidak menyediakan waktu untuk membaca dalam
hidupnya. Usaha yang paling efisien untuk mengetahui segala kejadian penting di
dunia modern sekarang ini adalah dengan membaca.
b) Memilih bacaan yang baik
Menyediakan waktu untuk membaca sangat erat berhubungan dengan salah satu
aspek yang paling penting dari membaca kritis, yaitu mengetahui apa yang baik
dan bermanfaat untuk dibaca. Pertimbangan-pertimbangan berikut ini akan dapat
menolong membimbing pilihan kita terhadap bacaan pada waktu terluang.
· Beberapa buku dibaca demi kesenangan.
· Beberapa buku dibaca dengan maksud agar tetap mengetahui
perkembangan-perkembangan di dunia.
· Beberapa buku ditetapkan sebagai buku klasik.
· Beberapa buku dipilih berdasarkan rekomendasi atau pujian orang lain.
· Beberapa buku dibaca karena ditulis oleh pengarang yang telah dikenal oleh
pembaca.
· Beberapa buku yang telah diangkat ke layar putih akan ternyata menarik.
· Beberapa dari bacaan kita, dapat dibuat dalam biografi atau sejarah.
· Beberapa buku yang ada kaitannya dengan minat-minat kejuruan dan kegemaran
kita akan ternyata menarik serta informatif (banyak memberi/berisi penerangan).
1.2.7 Prinsip-prinsip
pemilihan bahan bacaan
Dalam pelajaran atau telaah sastra, kita telah menyediakan waktu membaca pilihan-pilihan
yang telah memenangkan penghargaan sebagai karya sastra, atau paling sedikit,
sebagai buku-buku yang amat bernilai. Sebagai mahasiswa yang dewasa, kita
hendaklah mampu menentukan sendiri buku-buku, majalah-majalah, film-film, dan
acara-acara televisi yang mana yang pantas serta bermanfaat kita baca, kita
tonton, yang memenuhi kebutuhan minat kita.
1.2.7.1 Buku-buku
yang pantas dibaca
Beberapa orang tidak pernah bangkit dan berdiri di atas mentalitas
buku-komik. Pada umumnya mereka mencari buku-buku dan majalah-majalah yang
memberi laporan, menafsirkan, mengilhami, atau memperkaya kehidupan mereka, di
samping juga memberi hiburan. Kalau sebuah buku tidak memenuhi salah satu atau
lebih dari fungsi-fungsi tersebut, maka buku tersebut hampir tidak patut
mendapatkan pertimbangan dan waktu yang serius.
Melalui membaca kita dapat memperoleh manfaat dari informasi yang baru
mengenai dunia sekitar kita, mengenai bangsa lain, mengenai prestasi-prestasi
dan pengalaman-pengalaman masa lalu atau tempat-tempat yang jauh. Kalau sebuah
buku tidak dapat memperluas pengetahuan mengenai dunia kehidupan manusia, maka
buku tersebut tidak pantas mendapat perhatian yang besar. Membaca dapat memberi
motif-motif yang membuat kehidupan kita sendiri bertambah baik dan menolong
kita bangun dari pengejaran suatu kehidupan belaka menuju seni menghidupi suatu
kehidupan yang benar-benar kaya.
1.2.7.2
Norma-norma kritis
Orang-orang yang bertanggung jawab serta menghormati akal pikiran, dan hati
sanubari mereka, ingin yakin benar-benar bahwa ide-ide yang mereka tampung dan
serap itu akan merupakan ide-ide yang sehat, bukan merugikan, yang berbahaya.
Secara singkat, hal-hal tersebut dapat dipertimbangkan dan dipikirkan dalam
beberapa norma lainnya. Diantaranya :
a) Norma-norma estetik
Dapatlah
dikatakan bahwa suatu buku lakon, puisi, film, atau bentuk seni lainnya
memenuhi tuntutan-tuntutan estetik, jika:
1. Karya itu menghidupkan ilmu pengetahuan kita; yaitu kalau dapat membuat
pengetahuan kita mengenai dunia menjadi hidup serta bermanfaat. Yang merupakan
fungsi sebuah lakon, puisi, atau suatu cerita untuk memberi kita
pandangan-pandangan baru, menolong kita melihat hubungan-hubungan baru antara
butir-butir yang terpisah dalam ingatan kita.
2. Karya itu membantu kita hidup secara lebih mendalam dan kaya. Buku-buku
atau film-film yang melulu disajikan sebagai hiburan pengalihan dari
kemonotonan atau keekanadaan kehidupan sehari-hari mempunyai nilai yang
terbatas; tetapi karya yang menuntut kekuatan-kekuatan dan aspirasi-aspirasi
kita yang lebih tinggi mempunyai hak yang lebih banyak menuntut waktu dan daya
kita.
3. Karya itu membawa kita lebih akrab dengan kebudayaan kita. Memang sukar
bagi orang yang tidak berpendidikan, muda maupun tua, untuk mempercayai bahwa
masalah-masalah besar kehidupan manusia telah terjadi berulang-ulang kali
selama beribu-ribu tahun. Jawaban-jawaban jiwa-jiwa besar pada masa lalu
terhadap masalah-masalah ini merupakan bgaian dari kebudayaan kita.
b)
Norma-norma
sastra
Karya-karya kreatif agung dunia mengandung kualitas-kualitas tertentu yang
telah memberinya suatu tempat yang permanen dalam warisan budaya kita. Suatu
upaya kreatif dapat dianggap atau diakui sebagai suatu karya seni, jika:
1.
Karya itu
membuat kita merealisasikan beberapa kebenaran mengenai dunia sekitar kita;
yaitu kalau karya tersebut memberi kita suatu pengetahuan yang lebih mendalam
dan suatu apresiasi yang lebih baik mengenai apa sebenarnya manusia itu, dan
apa yang telah dipirkannya, diidamkannya, dan dilaksanakannya.
2.
Karya itu
bebas dari/tidak terikat pada waktu dan tempat. Banyak buku yang baik yang
mempunyai tuntutan bagi orang-orang pada masa dan tempat tertentu, tapi karena
kondisi-kondisi berubah maka karya-karya tersebut kehilangan sebagian besar
nilainya.
3.
Karya itu
memberi sumbangan bagi kenikmatan kita. Kesenangan itu timbul dari kemampuannya
memuaskan aspirasi-aspirasi intelektual dan spiritual manusia yang lebih
tinggi, bukan dari pelayanannya terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih nyata.
4.
Karya itu
merupakan sesuatu yang indah, atau “it is
a thing of beauty”. Konsep-konsep mengenai apa sebenarnya yang indah itu
akan berbeda-beda antara individu-individu dan akan berubah-ubah dengan waktu
dan tempat akan tetapi keinginan atau hasrat manusia akan keindahan, tidak
berubah. Pendeknya, manusia memperoleh kesenangan dalam prestasi-prestasi yang
unggul dari sesama manusia.
1.2.7.3 Norma-norma moral
Dalam masa norma-norma relatif terhadap kebenaran dan kebaikan, maka para
individu harus mempunyai standar-standar yang dapat dipergunakan untuk
menentukan dan menilai apakah mereka mau menyingkapkan atau menampakkan
pikiran-pikiran serta emosi-emosi mereka terhadap tuntutan-tuntutan sejumlah
fiksi dan hiburan.populer sebuah film.
Sebagai para mahasiswa yang telah matang, maka kita harus juga menyadari
bahwa sastra dan seni tidak prlu dibatasi pada tingkatan cerita romantis dan
dongeng saja. Suatu sastar yang vital, yang hidup, haruslah menyajikan
kehidupan serta masalah-masalahnya pada tingkat kedewasaan yang bertanggung
jawab dan matang.
1.2.8 Membaca
Majalah
Kita akan menjumpai bahwa kebanyakan kegiatan membaca akan dilaksanakan
terhadap majalah-majalah mutakhir tinimbang terhadap buku-buku. Maka oleh sebab
itu, agaknya ada manfaatnya, mengemukakan beberapa pertimbangan terhadap
hal-hal yang ada kaitannya dengan membaca secara teliti penerbitan-penerbitan
berkala yang serius.
1.2.8.1 Tingkat-tingkat
tuntutan/daya pikat
Berdasarkan taraf kesukaran membacanya, semua itu dapat dideretkan dari
jurnal-jurnal orang terpelajar sampai pada komik-komik bacaan anak muda.
Terdapat sejumlah publikasi yang menuntut unsur-unsur yang bukn pikiran dalam
populasi dan spesialisasi atau kekhususan dalam hal-hal yang suka menimbulkan
sensasi, menimbulkan kegemparan. Kebanyakan dari bacaan kita mungkin dilakukan
pada sejumlah publikasi berkala yang direncanakan menarik minat pembaca umum.
Publikasi tipe ketiga adalah yang bersifat lebih selektif dalam tuntutan
terhadap penikmatnya. Majalah-majalah yang biasa disebut majalah kualitas itu
cenderung memperbincangkan dengan serius masalah-masalah politik, falsafah,
sejarah, religi, dan bidang-bidang minat lainnya bagi para pembaca yang
bijaksana dan sensitif. Salah satu cara untuk menjaga agar kita tetap hidup
secara intelektual, dapat mengikuti perkembangan-perkembangan masyarakat,
mempunyai pandangan luas, tidak ketinggalan zaman, setelah meninggalkan bangku
sekolah, adalah menjadi pembaca tetap salah satu atau lebih majalah-majalah
yang bernilai baik.
1.2.8.2
Analisis komparatif terhadap dua artikel
Seringkali dapat kita saksikan adana dua artikel atau lebih yang
membicarakan masalah yang sama. Apabila demikian halnya, dan masalah yang
dibicarakan menarik perhatian kita, maka sebaiknyalah dibuat suatu analisis
komparatif terhadap keduanya dengan cara berikut:
a. Buatlah sekilas artikel untuk mengadakan suatu survei mengenai isinya.
Formulasikanlah sejumlah pertanyaan yang hendak dicari jawabannya dalam bagian
itu. Kemudian bacalah artikel itu dengan seksama.
b. Apakah topik setiap artikel? Apakah temanya masing-masing? Buatlah sebuah
rangka dasar singkat yang menggambarkan organisasi dasar setiap artikel.
c. Artikel manakah yang dianggap ditulis lebih baik? Atau adakah terdapat
perbedaan yang cukup besar dalam kualitas? Yang manakah yang tersusun secara
lebih logis? Yang mana yang menampilkan argumen yang lebih kuat?
Kualitas-kualitas tulisan persuasif apakah yang kita temui pada setiap artikel?
Artikel manakah yang lebih meyakinkan? Apakah minat kita sendiri dalam
kehidupan di luar rumah, ataupun ketiadaan minat seperti itu, mendapat sesuatu
tempat terhadap reaksi kita terhadap kedua artikel itu?
d. Apakah salah satu artikel kelihatan mengubah fakta-fakta untuk menolak
mendukung kasusnya? Apakah ada sesuatu perbedaan dalam penekanan yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh pandangan dasar penulis atau tema pembicaraannya?
Apakah yang satu seakan-akan lebih atau kurang bersifat jujur dari yang
lainnya? Atau apakah keduanya sama-sama tulus hati dan jujur dalam posisi
mereka? Apakah mungkin bagi kedua penulis untuk tidak menyetujui suatu topik
karena alasan-alasan yang sama jujurnya?
e. Perhatikanlah asumsi-asumsi dasar kedua penulis itu.
f. Apakah anda pikir kedua penulis itu memperlihatkan perhatian-perhatian umum
yang sama dalam kehidupan pribadi mereka? Dapatkah anda temui kalimat-kalimat
khusus dalam setiap artikel yang mencerminkan minat atau sikap pribadi sang penulis?
g. Apakah salah seorang penulis mempergunakan kata-kata yang mengandung
nilai-nilai emosional atau konotatif yang dapat mempengaruhi pembaca untuk
menerimanya atau menentang kedudukannya? Dapatkah anda temukan kalimat-kalimat
yang berisi kata-kata yang mengandung paling sedikit beberapa implikasi
kesubyektifan maupun keobyektifan?
1.3
Manfaat Membaca Kritis
Manfaat dari membaca kritis ini adalah pertama, untuk menggali lebih
mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan
kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga menemukan alasan-alasan
mengapa sang penulis mengatakan apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu
dikatakan, maka dia sudah mengarah yang paham. Kedua, membaca kritis merupakan
modal utama bagi para siswa untuk mencapai kesuksesan dalam studinya.
Lebih jelas akan manfaat yang sangat
penting dalam membaca kritis, antara lain:
a. pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang
padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan
bacaan;
b. kemampuan
mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang
ada di dalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu
dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca Anda;
c. kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap
untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.
1.4
Ciri Pembaca Kritis
Berikut ciri-ciri dari Pembaca Kreatif/Kritis:
1.
Kegiatan membaca yang
dilakukan tidak berhenti sampai pada saat ia selesai membaca buku.
2.
Ia mampu menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari
3.
Muncul perubahan sikap
serta tingkah laku setelah proses membaca dilakukan.
4.
Hasil membaca akan berlaku
dan diingat sepanjang masa.
5.
Mampu menilai secara kritis
dan kreatif bahan-bahan bacaannya.
6.
Mampu memilih atau
menentukan bahan bacaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan atau minatnya.
7.
Mampu memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari yang dihadapi dengan menggunakan bacaan sebagai pegangan.
8.
Tampak kemajuan dalam cara
berpikir atau cara pandang terhadap suatu masalah.
9.
Terbentuk kematangan dalam
cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
10.
Tampak wawasan semakin jauh
ke depan dan mampu membuat analisis sederhana terhadap suatu persoalan.
11.
Ada peningkatan dalam
prestasi atau profesionalisme kerja.
12.
Semakin berpikir praktis
dan pragmatis dalam segala persoalan.
13.
Semakin kaya ide baik dalam
meningkatkan mutu maupun membuat terobosan baru dalam memecahkan persoalan.
14.
Semakin kuat dorongan untuk
membaca dan mencari terus sumber-sumber baru.
15.
Semakin enak diajak
bertukar pikiran atau pengalaman karena ia semakin kaya wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Penelusuran
internet:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0151_044164_chapter1.pdf
coretan yang menarik.thanks for sharing-
ReplyDeleteSands Casino | 150% Up To $2000 Bonus
ReplyDeletePlay at Sands Casino. Enjoy 바카라 사이트 over 1000 of the latest slots 인카지노 games from septcasino Pragmatic Play, including progressive jackpots, classic table and video poker.