Bunga Ros Emas
Pada zaman dahulu ada sebuah desa
terpencil yang bernama Desa Cibogo-Darmaraja.Desa tersebut tampak begitu indah
dan udaranya sangat sejuk. Di desa tersebut ada sebuah keluarga yaitu keluarga
Pak Duleh. Pak Duleh mempunyai seorang putri yang bernama Siti. Siti sudah lama
ditinggal pergi oleh ibunya. Ibunya meninggal ketika Siti masih kecil.
Dalam kesehariannya Siti sangat
kesepian karena dia hanya tinggal berdua dengan bapaknya. Siti sering melamun
dan berhayal memimpikan ada sosok seorang ibu yang dapat menemani dia dengan
bapaknya. Siti merasa kasihan pada bapaknya karena harus mengurus Siti dan
pekerjaan rumah seorang diri. Pada suatu hari Siti berkata pada bapaknya,“Pak,
kalau saja masih ada ibu disini, pasti kita tidak akan kesepian”. Ucap Siti
dengan nada yang sedih.
“Siti tidak boleh berkata begitu, kan masih ada
bapak untuk menemani Siti”. Jawab Pak Duleh.
“Apa bapak tidak ingin menikah lagi?” tanya Siti
pada bapaknya.
Bapaknya pun menjawab, “Tak perlu nak, bapak masih
bisa mengurus Siti sendirian”.
“Tapi Siti merindukan sosok seorang ibu yang dapat
mengurus Siti dan bapak”. Bapaknya pun terdiam dan memikirkan apa yang
dikatakan oleh Siti.
Pada kemudian hari bapak Siti pun menuruti keinginan
Siti untuk menikah lagi. Pak Duleh menikah dengan seorang janda yang bernama Bu
Irah yang sudah mempunyai anak yang bernama Atikah.
Setelah menikah, Pak Duleh merasa tenang karena Siti
sudah ada yang mengurus dan menamaninya dirumah. Apalagi Pak Duleh sering
berpergian keluar desa untuk berjualan.
Pada suatu hari ketika bapaknya sedang pergi, Ibu
tirinya menyuruh Siti untuk mengambil kayu bakar. Ibu tirinya berkata, “Siti
cari kayu bakar sekarang!”
“Kemana Bu?” Tanya Siti.
“Ya ke hutanlah!” jawab ibunya dengan nada marah.
Kemudian Siti bergegas pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Walaupun Siti
merasa takut pergi sendirian ke hutan tetapi Siti tetap memaksakan dirinya
karena Siti takut oleh ibu tirinya yang galak.
“Ini kayu bakarnya,Bu!” dengan wajah lelahnya.
“Nah sekarang kamu mencari ikan ke sungai, ibu dan
Atikah lapar!” Ibu tirinya menyuruh lagi kepada Siti.”
“Siti cape Bu, ingin istirahat dulu!”
“Kamu mau membantah ibu?” dengan wajah yang sangat
marah.
Akhirnya Siti pun menuruti perkataan ibunya dan
langsung pergi ke sungai. Sesampainya di sana Siti melihat banyak ikan Bogo.
Siti pun merasa terkejut dan aneh melihat hal itu sehingga dia pun berpikir
akan menamai daerah tersebut dengan Cibogo. Kemudian Siti pulang dengan membawa
ikan hasil tangkapannya dan Siti memelihara satu ikan yang dibawanya yang
diberi nama si Kumpay. Siti menjadikan ikan tersebut sebagai sahabatnya.
Sesampainya di rumah Siti langsung memasak ikan tersebut. Setelah ikannya
matang kemudian diberikan kepada ibunya.
“Bu ini ikannya sudah matang.“
Ibunya menjawab, “Simpan di meja saja!”
“Atikah kemari sayang, kita makan ini ikannya sudah
matang!” Ibu tirinya memanggil anak ksayangannya.
“Ya bu!” Atikah bergegas menuju ke tempat makan.
Dengan lahapnya mereka makan tanpa mengajak Siti,
padahal dia yang memancing dan memasak ikan tersebut. Siti merasa sedih dengan
keadaan semua ini, ternyata Ibu tiri dan Saudara tirinya sangatjahat dan tidak
menyayangi dirinya.
“Duh baru beberapa bulan saja menikah dengan Bapak,
Ibu tiriku sudah jahat sekali” gerutunya dalam hati. Kemudian Siti mengajak
bicara pada ikannya si Kumpay.
”Kumpay aku merasa sedih sekali karena aku punya Ibu
tiri yang sangat jahat, aku harus bagaimana kumpay?”Ketika Siti sedang bicara dengan
si Kumpay, tiba-tiba Siti dipanggil oleh Ibu tirinya.
“Siti.. Siti kemari !” Panggil Ibu tirinya.
“Ada apa, Bu?” Jawab Siti
“Siti besok kamu harus mencari lagi ikan ke sungai,
tangkap sebanyak-banyaknya!” Suruh Ibu tirinya.
“Baik Bu.” Jawab Siti dengan pasrah.
Keesokan harinya Siti mencari lagi ikan ke sungai,
tetapi hari ini dia tidak mendapatkan ikan seperti kemarin. Siti hanya mendapat
satu ikan saja yaitu ikan beunteur. Karena kelelahanmencari ikan seharian, Siti
pun sampai tertidur di tepi sungai tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara yang membangunkan dia dari tidurnya.
“Hei bangun Siti, sedang apa kamu di sini?” kata
seseorang yang tidak terlihat wujudnya.
“Suara siapa itu?” Siti merasa kaget dan takut.
Tetapi Siti pun segera menjawabnya dengan ketakutan.
“Saya disuruh Ibu tiri saya untuk mencari ikan di
sungai ini.” Jawab Siti.
Setelah itu, karena merasa ketakutan Siti cepat-cepat
pulang ia merasa ini kualat karena telah berlama-lama dan tertidur di sungai.
Dengan badan yang lemah Siti pun bergegas pulang ke rumah.
“Siti mana ikannya?” Tanya Ibu tirinya.
“Maaf Bu, saya hanya dapat satu ikan kecil dan satu
udang saja.”
“Cepat-cepat dimasak ikannya, setelah itu cuci semua
piring di dapur sampai bersih!” Kata ibu tirinya sambil pergi.
Kemudian Siti mengerjakan semua perintah ibu tirinya
dengan cekatan, takut apabila Siti lama mengerjakannya ibunya akan marah.
Setelah selesai mengerjakan semua perintah ibu tirinya, Siti pergi ke kolam
untuk mencuci baju. Sesudah sampai di
sana Siti berbicara dengan ikan kesayangannya, yaitu si Kumpay. Kemudian
Siti berkata kepada si Kumpay,
“Kumpay tolong aku, ternyata menjadi anak tiri itu
tidak enak.” Ketika Siti sedang bicara dengan si Kumpay, tiba-tiba ibu
tirinya datang dan melarang Siti untuk
sering berbicara dengan ikan. Lalu ibu
tirinya berminat untuk mengambil Si Kumpay, dalam hati ibu tirinya berkata,“Sepertinya aku bunuh saja Si Kumpay
ikan kesayangan si Siti itu dan memasaknya, biar tau rasa si Siti!”
Sekali waktu Siti disuruh ibu tirinya untuk mencuci
piring di kolam dan bermaksud untuk menemui lagi Si Kumpay. Sesampai di kolam ternyata
Si Kumpay sudah tidak ada. Siti merasa sedih dan ketakutan si Kumpay
benar-benar hilang. Lalu Siti kembali pulang ke rumahnya, kemudian ibunya
menyuruh Siti untuk membereskan duri ikan yang ada di piring. Siti terkejut
ternyata duri ikan yang dibereskannya adalah duri Si Kumpay ikan kesayangannya.
Siti sangat sedih melihat Si Kumpay telah dimasak dan dimakan oleh ibu tirinya
tetapi Siti tetap sabar dan tetap berbaik hati. Sambil menangis Siti
menguburkan sisa duri si Kumpay di
halaman rumahnya.
Pada suatu malam Siti bermimpi, bahwa Siti akan
mendapatkan rejeki. Dalam mimpinya Siti bertemu dengan si Kumpay, kemudin ikan
itu berkata,“Kamu harus bersabar Siti, suatu saat nanti kebahagiaan akan
menghampirimu!”
Siti tetap terlelap dalam tidurnya sampai pagi.
Ketika terbangun pagi-pagi sekali Siti melihat ada bunga ros emas di halaman
rumahnya. Siti terkejut melihat ada bunga Ros Emas tersebut. Kemudian Siti
berkata, “Kenapa ada bunga ros emas tumbuh di halaman rumah ini?”
Siapa yang menanamnya?”Siti terus berpikir dan bertanya-tanya
tentang bunga ros emas tersebut. Kemudian Siti ingat bahwa kemarin dia sudah
mengubur duri ikan si Kumpay di halaman dimana tumbuhnya bunga ros mas tersebut.
Dalam hati Siti berkata, “Mengapa duri si Kumpay malah tumbuh jadi bunga ros emas?”
Di tempat yang lain di sebuah kerajaan yang dipimpin
oleh seorang raja yang bernama Sri Baginda. Ia bermimpi menemukan sebuah bunga
ros yang memancarkan cahaya emas.Keesokan harinya sang raja menyuruh patihnya
untuk melihat dan membuktikan keberadaan bunga ros emas itu.
“Tadi malam saya bermimpi menemukan
sebuah bunga ros emas di desa terpencil, untuk membuktikan kebenarannya kalian
semua pergi dan cari kembang tersebut!” Titah sang raja kepada para patihnya.
Para patih pun segera pergi mencari
kembang tersebut yang diperintahkan Raja. Setelah beberapa hari lamanya mencari
bunga ros emas itu, akhirnya para patih menemukannya di halaman rumah, tepatnya
rumah Siti. Para patih pun segera kembali ke kerajaan untuk memberitahukan raja
kalau mereka berhasil menemukan bunga ros emas itu.
Sesampainya di kerajaan, para patih
segera memberitahukan kabar berita tersebut. Sang Raja terlihat gembira sekali
dan ingin segera melihat keberadaan bunga ros emas itu. Raja pun langsung pergi
menuju rumah Siti bersama para patihnya. Dari kejauhan terlihat pasukan
kerajaan menghampiri rumah Siti, Siti bersama bapak, ibu dan sodara tirinya
segera keluar dan menghampiri raja dan pasukannya. Raja tampak kagum ketika
melihat gemerlapnya bunga ros emas itu.
“Siapa yang menanam bunga ros emas
ini?” Tanya sang raja.
“Anakku Siti baginda raja.” Jawab
bapaknya Siti.
“Boleh saya memetik dan membawanya
ke kerajaan?”
Bapak Siti terdiam dan langsung menanyakannya kepada
Siti tentang permintaan sang raja tersebut. Tetapi dengan baik hati Siti
memperbolehkan bunga ros emas tersebut dipetik sang raja.
“Silahkan baginda raja boleh memetik
bunga ros emas itu dan membawanya kekerajaan?” Ucap bapak Siti pada sang Raja.
Kemudian sang raja mencoba memetik
bunga ros emas itu tetapi tidak berhasil. Bunga itu sulit sekali dipetik. Para
patih pun mencoba untuk memetik tapi tetap saja tidak berhasil.Raja pun
menyerah. Akhirnya mengumumkan bagi siapa saja yang bisa memetik bunga ros emas
itu akan dijadikan permaisurinya. Satu persatu mencoba memetik bunga ros itu
tetapi belum juga ada yang berhasil, sampai akhirnya siti mencoba untuk
memetiknya. Ternyata bunga itu berhasil di petik oleh Siti. Raja pun terkejut.
Ia segera mengampiri Siti untuk mengajaknya ke kerajaan. Sesuai dengan janjinya
Siti akan dijadikan permaisuri di kerajaannya.
Akhirnya, Siti menikah dengan sang
raja tersebut dan Siti hidup bahagia. Kemudian bapak, ibu dan saudara tirinya
pun ikut tinggal di kerajaan bersama Siti dan sang raja. Ibu dan saudara tiri
Siti sangat menyesal karena sudah berbuat jahat kepada Sitiselama ini. Mereka
meyadari bahwa Siti adalah anak yang sangat baik dan berhati mulia.
No comments:
Post a Comment