PENGELOLAAN
SAMPAH PLASTIK
DENGAN
TEKNIK DAUR ULANG
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sampah masih menjadi masalah di hampir semua kota di Indonesia. Mulai
dari kota kecil sampai kota metrolitan sekalipun. Berbagai alternatif
penyelesaian sampah telah diusahakan oleh berbagai pihak, tetapi tampaknya
belum memberikan hasil yang memuaskan.Sampah dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan keselamatan lingkungan, bila sampah tidak dikelola dengan baik.
Umumnya sampah kota di Indonesia terdiri dari 60 % sampah organik dan 40 %
sampah anorganik.
Limbah plastik merupakan masalah
yang sudahdianggap serius bagi pencemaran lingkungan khususnya bagi pencemaran
tanah. Bahan plastik merupakan bahan organik yang tidak bisa terurai oleh
bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah plastik tersebut dapat digunakan lagi
dengan cara mendaur ulang dan dijadikanproduk baru. Upaya pengelolaan daur
ulangsampah plastik telah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti dengan
menyediakan tempat sampah yang sudah dipecah menjadi beberapa kategori sampah
(sampah basah dan sampahkering).Akan tetapi strategi ini masih belum memberikan
hasil yang signifikan dalam reduksi jumlah sampah plastik. Dengan kata
lain,manajemen yang ada saat ini belum sepenuhnya berjalan efektif. Masih
banyak masyarakat yang membuang sampah tidak berdasarkan kategori sampah.
Peningkatan pemahaman kepada masyarakat
perlu dilakukan baik dengansosialisasi secara langsung maupun tidak langsung.
Seperti yang diungkapkan olehVesilind et al (2003) menyatakan bahwa
dalamimplementasi sebuah manajemen/pengelolaan sampah dalam sebuah komunitas,
hal pertamayang dilakukan adalah dengan melakukan reduksi sampah langsung pada
sumber penghasil sampah. Dibutuhkan sebuah cara efektif agar dalam aktivitas
ini, sampah plastikyang terkumpul sudah terpisah berdasarkan kategori jenis
plastik, sehingga proses daur ulang di tingkat selanjutnya dapat dilakukan lebih
efisien. Pengelolaan daur ulang sampahplastik yang ergonomis dan terintegrasi
dengan baik akan dapat membantu kegiatan atau program strategis dalam upaya
pengurangan jumlah sampah plastik yang efektif. Dalam proses suatu sistem ada 6
aspek yang perludiperhatikan yaitu secara teknis, ekonomis,ergonomis,
sosio-kultural, bias dipertanggungjawabkan, hemat energi, dan turut melestarikan
lingkungan (Manuaba, 2004). Dengan memperhatikan keenam aspek atau kriteria
inilah yang akan digunakan dalam penyusunan
makalah “Pengelolaan Sampah Plastik dengan Teknik Daur Ulang”.
1.2
Masalah dan Rumusan Masalah
1.2.1
Masalah
Sampah plastik merupakan fenomena
yang tidak dapat terhindarkan hampir disetiap penjuru lingkungan terdapat
sampah plastik.Sampah plastik mencapai 100 juta ton setiap
tahunnya.Dengan
jumlah sebanyak itu kita bisa membungkus bola bumi yang kita tinggali ini sepuluh kali lipat.benar-benar jumlah yang amat
berlebihan.Limbah
plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran
lingkungan,khususnya terhadap pencemaran tanah.Salah satu solusi yang dapat
diterapkan dalam penanganan limbah atau sampah plastik ini adalah dengan
mendaur ulang
sampah plastik selama ini benar-benar hanya dilihat sebagai sampah
semata.Hampir-hampir tidak ada yang bisa melihat sisi positif pada sampah
plastik, bahkan pemulung pun enggan mengumpulkannya. Padahal sejatinya, sampah
plastik ini bisa didaur ulang menjadi bahan baku pembuatan plastik. Permintaan
terhadap bahan baku ini pun sangat besar sehingga pabrik pembuatan plastik
sering kehabisan stok bahan baku.
1.2.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah pengolahan sampah plastik?
2. Bagaimanakah teknik daur ulang sampah plastik?
3. Apa saja yang dapat dihasilkan dari daur ulang sampah
plastik?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan sampah plastik.
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik daur ulang sampah
plastik.
3. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dihasilkan dari daur
ulang sampah plastik.
1.4
Manfaat Penulisan
1.
Memberikan
pengetahuan mengenai manfaat yang bisa didapat dari barang bekas.
2.
Memberikan
kesadaran tentang perlunya pengolahan sampah yang baik.
3.
Mengetahui cara mengelola
sampah pada sumbernya.
4. Menyadarkan tentang bahaya sampah tehadap pencemaran
lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan.
6. Merangsang masyarakat untuk memiliki kreatifitas dalam
menjadikan barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.
BAB II
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK
2.1 Sampah
2.1.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang tidak diperlukan
atau yang tidak digunakan orang lagi.Sampah juga dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,proses-proses
alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi.Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia,
sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan
sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua
produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
2.1.2
Jenis-jenis Sampah
a.
Berdasarkan Sifatnya
1.
Sampah Organik, yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Sampah
ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2.
Sampah Anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng,
kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Sampah anorganik dapat juga di
manfaatkan untuk di daur ulang kembali sebagai bahan baku.
b. Berdasarkan
Sumbernya
1.
Sampah Alam
Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2.
Sampah Manusia
Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).Sampah
manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa
air.
3.
Sampah Konsumsi
Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori
ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
4.
Sampah Nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi
nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidupdan juga manusia.Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat
yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang
dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang
masih dilakukan).
2.2
Plastik
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi
molekul-molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang
dengan struktur yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi
(terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi
molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk rantai panjang
dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik
memiliki titik didih dan titik beku yang beragam, tergantung dari monomer
pembentuknya. Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4),
propena (C3H6), styrene(C8H8),
vinil klorida, nylon dan karbonat (CO3).
Plastik merupakan senyawa polimer yang penamaannya sesuai
dengan nama monomernya dan diberi awalan poli-. Contohnya plastik yang
terbentuk dari monomer-monomer, namanya adalah polipropilena. Hampir semua
plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai
panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.
1.2
Pengelolaan
Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu.Definisi pengelolaan
oleh para ahli terdapat perbedaan –perbedaa hal ini disebabkan karena para ahli
meninjau pengertian dari sudut yang berbeda- beda. Ada yang meninjau
pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan
sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi-
definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama. Berikut ini
adalah pendapat dari beberapa ahli yakni menurut Wardoyo (1980:41) memberikan
definisi sebagai berikut pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang
berintikan perencanaan ,pengorganisasian pengerakan dan pengawasan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Menurut Harsoyo (1977:121)
pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung
arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan segala
potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu
yang telah direncanakan sebelumnya.
Dari uraian diatas dapatlah
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian
kegiatan yang berintikan perencanaan,pengorganisasian,penggerakan dan
pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang
dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
1.3
Teknik Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat ,cair ,gas ,atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan
sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga
antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari
pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri
biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah
berbeda beda tergantung banyak hal ,diantaranya tipe zat sampah, tanah yg
digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
Teknik-teknik
Pengelolaan Sampah
a.
Teknik
Pembuangan dengan Penimbunan Darat
Pembuangan
sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode
ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di
tanah yg tidak terpakai , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam.
Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan
menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan
darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan
berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik
berkumpulnya Hama,
dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan
dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas
methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
Karakteristik
desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan
air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak
menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem
pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara
pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
b.
Teknik Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih
memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur
ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya
untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan
akan dijelaskan dibawah.
Metode ini adalah aktivitas paling
populer dari daur ulang,yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan
kembali.Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal
(kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah
kaleng minum aluminum
, kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE
dan PET
, botol kaca
, kertas karton, koran,
majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC,
LDPE,
PP,
dan PS)
juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan
dikelompokan menurut jenis bahannya.
c.
Teknik Pengolahan Biologi
Material sampah organik, seperti zat
tanaman, sisa makanan atau kertas ,bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah
kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan
untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto,
Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan
tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
d.
Teknik Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam
sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara
tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain.
Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas
yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan
miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan
tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat
, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan
menjadi produk seperti karbon aktif.Gasifikasi dan Gasifikasi
busur plasma yang canggih digunakan
untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
BAB III
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK
DENGAN TEKNIK DAUR ULANG
3.1 Pengolahan Sampah
Plastik
1.
Pengumpulan Sampah
Plastik
Pengumpulan
sampah plastik dilakukan dengan melibatkan beberapa lembaga informal yaitu
pemulung, lapak, dan bandar.Pelaku daur ulang sampah plastik biasanya
mengumpulkan sampah plastik untuk selanjutnya diperjualbelikan hingga berakhir
pada industri daur ulang sampah plastik.Pemulung biasanya mengambil sampah
plastik dari tempat sampah, TPS, Depo maupun langsung di TPA.Para pemulung
biasanya mengambil jenis sampah kering yang masih dapat dijual lagi seperti
kardus, kertas, kaleng, botol kaca, dan lainnya. Selain pemulung, untuk
mengumpulkan sampah pemerintah kota telah menyediakan gerobak sampah. Gerobak
sampah ini digunakan untuk mengambil sampah di berbagai tempat.
2.
Pemilahan Sampah
Plastik
Pemilahan
sampah plastik yang dilakukan saat ini masih dilakukan oleh pelaku daur ulang
yang pertama yaitu pemulung/perangkas.Pemulung/perangkas biasanya mulai memilah
sampah menurut jenisnya langsung di tempat sampah atau di TPS.Salah satu hal
yang menyulitkan pelaku daur ulang sampah adalah masih tercampurnya berbagai
jenis sampah sehingga tidak jarang terjadi kontaminasi terhadap sampah
plastik.Hal inilah yang menyebabkan adanya aktivitas tambahan di tingkat lapak
maupun bandar dalam melakukan daur ulang terhadap sampah plastik.Aktivitas
tambahan ini berupa aktivitas pencucian sampah plastik dari bahan/kotoran yang
melekat pada plastik. Kotoran ini apabila tidak dibersihkan akan menyebabkan
kontaminasi dalam proses daur ulang plastik, yang pada akhirnya menyebabkan
kualitas plastik daur ulang menjadi rendah, dan bahkan tidak jarang pula sampah
plastik menjadi tidak dapat diaur ulang. Dalam upayanya memisahkan jenis sampah
antara sampah basah dan sampah kering, pemerintah telah memasang di banyak
tempat, terutama di pinggir jalan, tempat sampah yang langsung membagi menjadi
dua jenis sampah (sampah basah dan kering).Tetapi hal ini belum menampakkan
hasil yang cukup signifikan karena pada kenyataannya ketika sudah sampai pada
TPS maupun TPA sampah-sampahini masih tetap tercampur.Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah bisa diakibatkan oleh beberapa
faktor. Berdasarkan hasil wawancara secara acak terhadap 75 responden, 45%
menyatakann mengetahui perbedaan antara sampah basah dan sampah kering dan
sisanya yaitu sebesar 55% menyatakan masih bingung atau belum mengetahui
perbedaan sampah basah dan sampah kering.
Untuk
jenis sampah plastik, pemulung, lapakmaupun bandar membagi menjadi 8
kategoriyaitu:
1.
Plastik putih/bening.
2.
Plastik botol.
3.
Plastik gelas
4.
Plastik PE-putih.
5.
Plastik bak.
6.
Plastik atom
7.
Plastik campur.
8.
Plastik tas kresek.
3. Kompaksi
Aktivitas
selanjutnya setelah dipilah berdasarkan jenisnya adalah aktivitas
kompaksi.Proses yang dilakukan disini adalah memipihkan botol-botol plastik
menjadi tipis.Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengijaknya. Tetapi cara
ini hanya dilakukan untuk jenis plastik seperti botol plastik bekas airmineral
(jenis LDPE) dan plastik gelas. Untuk jenis plastik bak dan plastik atom proses
kompaksi agak sulit dilakukan karena plastik jenis ini cenderung lebih keras
dan lebih tebal dibandingkan jenis plastik botol dan plastik gelas maupun
plastik jenis lainnya.
4.
Prefabrikasi
Tahap
selanjutnya yang dilakukan terhadap sampah plastik adalah proses pre-fabrikasi.
Sebelum masuk ke proses inti yaitu mendaur ulang sampah plastik menjadi produk
plastik daur ulang, sampah plastik yang telah dipipihkan akan dirajang atau
dipotong-potong menjadi serpihan kecil. Sebelum dirajang, plastik yang telah
pipih dicuci terlebih dahulu supaya bahan-bahan yang dapat mengkontaminasi
proses selanjutnya dihilangkan. Bahan yang mengkontaminasi itu bisa berupa
label merek, yang terbuat dari kertas atau metal. Setelah dibersihkan plastik
dirajang.Pada tingkat bandar maupun supplier, aktivitas daur ulang yang
dilakukan hanya sampai prefabrikasi saja.Hal ini disebabkan karena keterbatasan
modal untuk membeli teknologi peletisasi.Beberapa bandar telah memiliki mesin
perajang plastik.
5.
Fabrikasi
Aktivitas
akhir yang dilakukan adalah fabrikasi, yaitu proses mengubah sampah plastik
menjadi bijih plastik recycle, dengan menggunakan metode melting dan
peletisasi. Aktivitas fabrikasi biasanya dilakukan pada tingkat industri recycle,
karena teknologi yang digunakan membutuhkan modal yang cukup besar. Pada
aktivitas fabrikasi terdiri dari tahap pemilahan tahap kedua, yaitu membedakan
sampah plastik berdasarkan tipe plastik. Pemilahan kedua ini dilakukan karena
setiap tipe plastik memiliki titik leleh sendiri-sendiri, sehingga tidak dapat
diperlakukan sama. Metode yang digunakan disini adalah dengan memasukkan
serpihan sampah plastik ke dalam cairan seperti air, minyak tanah, maupun
minyak goreng. Perbedaan masssa jenis dari masing-masing tipe plastik akan menyebabkan
serpihan plastik tenggelam dan terapung. Serpihan plastik yang terapung
dipisahkan dengan yang tenggelam.Setelah dipisahkan, serpihan plastik
dilelehkan (melting) dengan menggunakan temperatur yang disesuaikan
dengan tipe plastik. Pada proses ini akan dihasilkan strand (lelehan
plastik yang masih panjang seperti mie). Kemudian masuk pada bagian penyaringan
(filtering) untuk memisahkan antara strand dengan bahan
kontaminasi yang tidak tersaring saat inspeksi (pemilahan tahap I). Strand selanjutnya
masuk ke dalam mesin peletisasi, sehingga dihasilkanbijih plastik recycle.
3.2 Teknik Daur
Ulang Sampah Plastik
Pemanfaatan limbah plastik merupakan
upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu
menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.
Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse)
maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik
dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan
keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan
untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk
kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali
terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan
cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat
persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri,
antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet,
serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan
tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah
plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan,
pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et
al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan
dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju.Hal ini
dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin
dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga
kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan
canggih yang memerlukan biaya tinggi.Kondisi ini memungkinkan berkembangnya
industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam
pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh
jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula
walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk
meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis
limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High
Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
Plastik
Daur Ulang Sebagai Matriks
Di Indonesia, plastik daur ulang
sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang
lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih
sangat jarang ditemui.Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur
ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang
kayu atau besi.Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik
untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat
dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam
bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian.Ada dua
strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama
plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua
kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai
matriksnya.Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang
sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah
dilakukan oleh Febrianto dkk (2001).Produk papan partikel yang dihasilkan
memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan
dengan papan partikel konvensional.Penelitian plastik daur ulang sebagai
matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003)
dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang.Dalam pembuatan komposit
kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai
matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan
dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).
Proses
daur ulang plastik dengan menggunakan mesin khusus:
1. Sortir, memisahkan bahan baku dan
membuang material/ benda asing yang tidak diharapakan masuk ke dalam proses
daur ulang.
2. Pemotongan dan merajang plastik
dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik.
3. Pencucian agar tidak menggangu
proses penggilingan, dg cara Prewashing menggunakan media cair sebagai sarana
untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses
selanjutnya yaitu Pencucian Tahap 2 menggunakan mesin friction waterdimana
materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi
sehinggga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat
pada bahan.
4. Pengeringan secara mekanik yaitu
dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar dan
dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari
suhu yang melekat.
5. Pemanasan yaitu material yang telah
bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 200 derajat
C dimana suhu panas dihasilkan oleh heater dan selanjutnya lelehan dialirka
untuk menuju proses penyaringan.
6. Penyaringan dilakukan dengan
lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya,
agar menjadi lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan
lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akn dipotong-potong.
3.3
Hasil
Daur Ulang Sampah Plastik
Seluruh
jenis sampah plastik bisa didaur ulang dan bisa dijadikan sovenir dan aksesoris.Meskipun kita tidak memiliki keterampilan khusus membuat karya dari
plastik, namun kita bisa mencoba untuk membuatnya.Pungut dan kumpulkan sampah
plastik. Pilih,
botol atau pembungkus mie instan atau kue yang lain. Siapkan lem serba guna,
gunting, dan pelangkap lain. Bisa juga beli stiker-stiker lucu bergambar hewan atau
bunga.Stiker ini bisa untuk menambah hiasan.Hiasan ini ditempel saat menghias
tempat pensil.Tempat pensil dibuat dari bekas minuman kemasan.Botol ini
dipotong dan dipasang dengan posisi terbalik.Dinding tempat pensil bisa
ditempeli gambar stiker lucu.Begitu juga kalau membuat cincin atau gantungan
kunci.Semua bisa memanfaatkan sampah plastik. Namun bisa lebih dulu membeli
ring nya atau lingkarannya. Plastik kita pola menjadi kembang atau yang lain. Dalam waktu tidak sampai lima belas
menit, gantungan kunci, gelang, sampai tempat pensil, sudah langsaung
dinikmati. Bila keterampilan mendaur ulang plastik ini dimiliki para ibu rumah
tangga, mereka akan semakin berdaya dan bisa menghasilkan rupiah jika serius.
Contoh lainnya produk yang dihasilkan dari daur ulang
sampah plastik adalahtaplak
meja, dompet, tas besar, tas jinjing, dan tempat tissue
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
4.1
Simpulan
Sampah
plastik merupakan fenomena yang tidak dapat terhindarkan hampir disetiap
penjuru lingkungan terdapat sampah plastik. Salah satu cara untuk mengatasi
pencemaran lingkungan akibat sampah plastik adalah dengan melakukan daur ulang
terhadap sampah plastik tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol
bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan
sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.Produk yang dihasilkan dari daur ulang sampah plastik
antara lain gantungan
kunci, gelang, payung, tempat
pensil, taplak meja, dompet, tas
besar, tas jinjing, dan tempat tissue.
4.2
Saran
Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk
tidak peduli pada pengelolaan sampah.Sampah
bukanlah sesuatu yang hanya dapat menimbulkan masalah tetapi sampah juga dapat menjadi sumber tenaga baru dan
mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Dengan berbagai produk yang dapat
dihasilkan, maka berbagai alternatif pengolahan sebelumnya (seperti pembuatan
kompos saja, pembakaran, penimbunan) tentunya dapat dipertimbangkan kembali.
Untuk membuat sampah plastik menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis
sebaiknya pemerintah mengadakan pelatihan keterampilan daur ulang sampah plastik
menjadi barang layak pakai. Program ini apabila dikembangkan secara optimal
mempunyai dampak yang berlapis mulai dari ekonomi, sosial bahkan
ekosistem.Secara ekonomi produk yang dihasilkan dapat dijual sehingga menambah
pendapatan rumah tangga, bahkan dalam jangka panjang dapat menjadi cikal bakal
terbentuknya industri kecil yang berbasis rumah tangga. Materi yang
diberikan pada program ini antara lain berupa pengenalan sampah secara umum,
proses pemanfaatan sampah plastik dan teknik pembuatan produk menjadi barang
layak pakai, juga uraian singkat mengenai teknik pemasaran produk. Selain
materi juga ada pelatihan praktik langsung pembuatan produk sampah plastik
menjadi barang layak pakai dan suvenir, yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan.
No comments:
Post a Comment